Network
KARAWANGPOST - Yusuf Hamka, seorang pengusaha jalan tol, mengaku dirinya pernah "ditipu" oleh bank syariah.
Pengakuan Yusuf Hamka tersebut menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Kemudian ia diundang oleh Deddy Corbuzer dalam podcastnya untuk mengungkap pernyataannya tersebut.
Dalam wawancaranya, Yusuf Hamka secara blak-blakan menyatakan dirinya menjadi korban penipuan dari salah satu bank syariah swasta yang ada di Indonesia.
Baca Juga: Legislator Gerindra Sebut Rektor UI Lepas Jabatan Komisaris BUMN Langkah Tepat Hindari Konflik Kepentingan
"Om, berani ngomong tentang bank syariah memeras. Ini ada buktinya atau hoaks jadinya?" tanya Deddy Corbuzier
"Bukti ada, semuanya jelas. Ini bukan katanya, saya korbannya," tutur Yusuf Hamka.
Yusuf Hamka juga mengatakan bahwa bank syariah nyatanya lebih kejam dari pada bank konvensional. Bahkan bunga yang bank syariah kenakan lebih besar dibandingkan bank konvensional.
"Bank konvensional 9%, bank 11% ," tegas Yusuf Hamka.
Baca Juga: Kementerian PUPR Bangun Hunian Berkualitas Hingga Gelontorkan Dana Rp9,49 Miliar
Deddy Corbuzier bahkan menyatakn bahwa Yusuf Hamka yang merupakan staf menko perekonomian saja bisa ketipu, apalagi masyarakat.
"Kalau anda saja yang orang besar bisa kena, apalagi masyarakat," tutur Deddy Corbuzier.
Yusuf Hamka juga menyatakan bahwa terdapat oknum-oknum yang memanfaatkan populasi umat muslim Indonesia yang besar.
"Onum-okum yang memanfaatkan bank syariah, sehingga saya khawatir terhadap saudara-saudara muslim kita," tutur Yusuf Hamka.
Saat ini Yusuf Hamka dalam podcast Deddy Corbuzer menyatakan bahwwa ia akan membawa persoalan ini ke ranah pengadilan. Sebab,
hal ini telah merugikan banyak orang. Sehingga ia berencana untuk menghimpun orang-orang yang pernah mengalami nasib yang sama dengannya.
"Jika, bapak-bapak atau ibu-ibu terkena hal yang sama. Mari datang ke saya. Mari sama-sama kita laporkan," tutur Yusuf Hamka.
Yusuf Hamka berharap pemerintah dapat membenahi persoalan tersebut. Karena jutaan masyarat mungkin mempunyai nasib yang sama dengannya.
"Seharusnya pemerintah membenahi hal tersebut. Biar hal tersebut tidak terus menimpa masyarakat Indonesia khususnya masyarakat kecil," tutur Yusuf Hamka.***
