Presiden Jokowi Tekankan Pentingnya Kemandirian Pangan untuk Antisipasi Krisis Pangan

- 21 Juni 2022, 20:55 WIB
Presiden Joko Widodo
Presiden Joko Widodo /Tangkapan layar/twitter @jokowi

KARAWANGPOST - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Indonesia harus  membangun kemandirian serta berdikari di bidang pangan berbasiskan keunggulan masing-masing daerah. Hal itu penting mengigat krisis pangan global yang terjadi saat ini  dan juga untuk meningkatkan kompetisi di sektor tersebut.

“Kedaulatan pangan, ketahanan pangan betul-betul harus menjadi konsentrasi kita, fokus kita ke depan. Dan, setiap daerah harus memiliki keunggulan pangan masing-masing sesuai dengan karakteristik tanahnya dan kondisi masyarakatnya dan sesuai dengan tradisi makan warganya,” kata Presiden Jokowi pada Pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan di Sekolah Partai Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan, Jakarta, Selasa, 21 Juni 2022.

Kepala Negara mencontohkan, sagu adalah komoditas yang cocok ditanam di tanah Papua sekaligus menjadi makanan pokok masyarakat di daerah tersebut. Oleh karena itu, penanaman tanaman tersebut harus terus dipertahankan dan tidak dialihkan ke komoditas lainnya yang tidak sesuai dengan karakteristik tanah dan masyarakat Papua.

Baca Juga: Kasus PMK di Karawang Tembus 300 Ekor, 16 Sapi yang Terjangkit Dipotong Paksa

“Jangan kita paksa untuk keluar dari kekuatannya, dari karakternya,” kata Presiden Jokowi.

Tak hanya itu, sagu dan porang juga berpotensi untuk dikembangkan menjadi komoditas ekspor Indonesia. Komoditas ini banyak diminati oleh negara lain karena dinilai lebih menyehatkan.

“Sagu itu justru makanan yang paling sehat karena gluten free. Ini nanti yang akan dikejar oleh negara-negara lain, hal-hal yang seperti ini yang kita sering lupa. Termasuk porang, kenapa dikejar? Karena di situ juga sangat rendah gulanya, makanan yang sangat sehat,” ujarnya.

Selain itu, Presiden mengungkapkan penanaman sorgum secara besar-besaran akan dilakukan di Nusa Tenggara Timur (NTT). Tanaman ini dinilai cocok dengan karakteristik wilayah serta akan menjadi kekuatan NTT di sektor pangan. Penanaman sorgum ini telah diujicobakan di lahan seluas 40 hektare di Waingapu.

Baca Juga: Kereta Cepat Jakarta-Bandung Ditargetkan Beroperasi Juni 2023

Halaman:

Editor: M Haidar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x