Aksi Mogok Kerja Pegawai Amazon Menuntut Kenaikan Upah

- 26 Januari 2023, 05:08 WIB
Mogok Kerja Pegawai Amazon Inggris
Mogok Kerja Pegawai Amazon Inggris /Youtube/Ruteurs/



KARAWANGPOST - Serikat pekerja Amazon di Inggris melakukan aksi mogok kerja untuk pertama kali. Mereka mengeluh bahwa upah mereka di bawah tingkat rata-rata.

Aksi mogok kerja para peketja tersebut dilakukan selama 24 jam dimulai pada hari Rabu, 25 Januari 2023 setelah tengah malam.

Serikat peketja GMB mengatakan, pihaknya memperkirakan sebanyak 300 karyawan dari total 1.000 di pabrik datang pada aksi mogok kerja tersebut.

Baca Juga: Legislator: Tuntutan Persatuan Perangkat Desa Indonesia Sangat Pantas dan Masuk Akal

"Setelah enam bulan mengabaikan semua permintaan untuk mendengarkan kekhawatiran pekerja, GMB mendesak bos Amazon Inggris untuk melakukan hal yang benar dan memberi pekerja kenaikan gaji yang layak," kata penyelenggara senior GMB Stuart Richards dalam sebuah pernyataan.

Agustus lalu, Amazon menawarkan untuk menaikkan gaji menjadi 10,50 hingga 11,45 euro per jam yang menurut karyawan yang diwawancarai oleh BBC.

“Orang-orang ini telah bekerja selama dua tahun selama pandemi, yang telah melihat saham Amazon melambung tinggi, mereka telah melihat keuntungan menjadi tak terbayangkan,” kata seorang pekerja gudang perusahaan, Darren Westwood, kepada sumber media.

Baca Juga: Antisipasi Inflasi Tinggi, Gubernur Jabar Tinjau Pasar Pasalaran Cirebon

Para pekerja tersebut menuntut kondisi kerja yang lebih baik, mengeluh tentang jam kerja yang panjang, seringnya cedera, dan kecepatan kerja yang tak henti-hentinya, serta pemantauan karyawan yang agresif.

"Seseorang tempo hari mengatakan kami diperlakukan seperti robot, bahkan robot diperlakukan lebih baik," kata Westwood kepada CNBC.

Baca Juga: Produk China Diklaim Mampu Mencuri Data Pengguna

Sebagai tanggapan terkait aksi tersebut, Amazon mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa ukuran pemogokan hanya sebagian kecil dari 1 persen dari karyawan kami di Inggris.

Tindakan tersebut dilakukan saat raksasa teknologi AS itu merumahkan 18.000 pekerja di seluruh dunia dalam upaya menyesuaikan diri dengan penurunan dramatis dalam penjualan online, setelah konsumen melanjutkan belanja offline pra-pandemi.

Perusahaan telah menunda pembukaan gudang baru dan menghentikan perekrutan di grup ritelnya. Sebelumnya, Amazon mengatakan berencana menutup tiga depotnya di Inggris, yang akan berdampak pada sekitar 1.200 karyawan.***

Editor: M Haidar

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x