Untuk Mencapai Hasil Maksimal Pengembangan Food Estate Membutuhkan Waktu Cukup Lama

- 18 Februari 2023, 15:52 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo /Instagram/@syasinlimpo/



KARAWANGPOST - Untuk mencapai hasil maksimal pengembangan Food Estate membutuhkan waktu yang cukup lama, yakni hingga empat tahun.

Hal itu disampaikan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) saat meninjau pengembangan Food Estate di Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau, Kalimantan Tengah pada hari Kamis, 16 Februari 2023.

Peninjauan tersebut bertujuan untik mendorong optimalisasi pengembangan Food Estate dari hulu hingga hilir berbasis kelembagaan korporasi.

Baca Juga: Kemen PPPA Berharap Pedagang Lato-lato Pelaku Pencabulan Puluhan Siswi dihukum Berat

Dengan percepatan dan peningkatan luas tanam padi di Food Estate Kapuas akan meningkatkan produksi beras dan nilai tambah untuk kesejahteraan petani.

“Target luas penanaman padi di Food Estate Dadahup, Kapuas pada bulan Februari ini 1.020 hektar dan kondisi sekarang yang tertanami 200 hektar dengan perkiraan produksi di atas 4 ton," ujar Mentan

Mentan menjelaskan, namun kita dorong terus bersama pemerintah Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah, TNI dan Polri dalam waktu 1 sampai 2 minggu depan mencapai 500 hektar.

Baca Juga: Sungai Bengawan Solo Meluap, Lima Kabupaten dan Kota Terendam Banjir

Meskipun cukup puas, Mentan menambah untuk mencapai hasil maksimal pengembangan Food Estate membutuhkan waktu yang cukup lama, yakni hingga 4 tahun karena dhadapkan tantangan kondisinya di lahan rawa yang dipenuhi air.

Oleh karena itu, Food Estate Kalimantan Tengah tidak bisa dengan hanya melihat dari yang dicapai saat ini, tapi Food Estate adalah konsep yang menumbuhkan masa depan secara nasional karena pertanian Indonesia tidak bisa bertumpu di Jawa, Sulawesi, Sumatera dan lainnya.

“Lahan yang paling siap dan cukup tersedia luas itu di Kalimantan, termasuk Kalimantan Tengah. Oleh karena itu, Presiden Jokowi menunjuk Food Estate ini untuk mendorong konsep ketahanan pangan nasional ke depan,” terangnya.

Baca Juga: Misi Kemanusiaan, Sebanyak 14 Personel Tim INASAR Sisir Korban Gempa di Sektor R Antakya Turki

Hal terpenting dari pengembangan Food Estate Kalimantan ini adalah jangan dibayangkan disamakan lahanya sama dengan Pulau Jawa, Sulawesi dan Sumatera.

"Lahan di Kalimantan ini adalah lahan rawa yang memiliki tantangan air 20 sampai 30 cm. Walaupun kita sudah siapkan irigasinya, tapi tiba-tiba hujan tapi nanti tergenang air sehingga tanam di atas air seperti agroponik,” jelas Mentan.

Kendati demikian, Mentan menyebutkan pengembangan Food Estate Kapuas dalam 2 tahun terakhir telah memberikan hasil yang bagus.

Baca Juga: Tim Medis Indonesia Mulai Beroperasi Layani Warga Kota Hassa Wilayah Tedampak Gempa Terparah Turki

Sebab, lahan-lahan transmigrasi sebelumnya di Kalimantan membutuhkan waktu hingga 10 baru membaik endapan tanahnya.

“Dalam 2 tahun pengembangan Food Estate di Kalimantan Tengah ini, alhamdulillah sudah 47 ribu hektar kita lakukan, sudah oke dan ada tersisi 22 ribu hektar," ungkap Mentan.

Kemudian di tahun 2023 ini sudah kita sikapi dengan 12 ribu hektar dan di bulan Februari ini kemampuan kita hanya 200 hektar tapi kita keroyok targetkan penanaman padi menjadi 500 hektar.

Pada kunjungannya, Mentan tak hanya meninjau area pertanaman padi, namun juga melakukan peletakan batu pertama Rice Milling Unit (RMU)/penggilingan padi modern, penyerahan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Rp 1,8 miliar dan meninjau bengkel alat mesin pertanian (alsintan).

Ia menyerahkan KUR kepada petani senilai Rp 1,8 miliar untuk pengembangan komoditas tanaman pangan, hortikultura, peternakan, perkebunan dan pengadaan alsintan.***

Editor: M Haidar

Sumber: Kementan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x