Dongkrak Nilai Ekspor Kementan Percepat Pengembangan Hilirisasi Komoditas Kakao

- 25 Februari 2023, 15:34 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat petik buah Kakao
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat petik buah Kakao /Instsgram/@syasinlimpo/

KARAWANGPOST - Dongkrak nilai ekspor Kementrian Pertanian lakukan percepatan pengembangan hilirisasi komoditas kakao sebagai komoditas unggulan perkebunan.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyebutkan, untuk itu, kakao menjadi salah satu produk pertanian yang tahun ini digenjot produksi, selain tanaman potensial lainnya untuk ekspor seperti sawit, kopi dan karet.

"Rata-rata tanaman kakao kita umurnya sudah di atas 15 sampai 20 tahun bahkan ada yang 30 tahun. Ini menjadi salah satu permasalahan sehingga harus ada rancangan untuk kemudian melakukan replanting dari apa yang ada dan hari ini adalah bagian- bagian dari upaya peningkatan produksi kakao kita,” ungkap Mentan pada acara panen dan tanam kakao di Desa Konaweha Kecamatan Samaturu Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, Kamis 23 Februari 2023.

Baca Juga: Hasil Audit 22 Stadion Sepak Bola yang Miliki Resiko Tinggi untuk Menggelar Pertandingan

Mentan menjelaskan, produktivitas rata-rata nasional kakao masih di bawah potensi, karena pemeliharaan yang kurang intensif, inkonsisten dalam penerapan Good Agricultural Practices (GAP), serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) utama kakao, dampak perubahan iklim serta sarana produksi yang kurang memadai.

Oleh karena itu, pengembangan komoditas kakao secara berkelanjutan sangat penting yang disertai dengan memperkuat pembangunan hilirisasinya yang lebih baik lagi.

“Kita fokuskan saja pada hilirisasi komoditas perkebunan kita. Hilirisasi kita akan mulai setiap kabupaten sebesar 17 sampai 20 persen untuk setiap komoditas perkebunan seperti kelapa, kopi dan untuk Kolaka ini, komoditas kakao,” ujar Mentan.

Baca Juga: Pemerintah Akan Bangun Delapan Stadion Sepak Bola di IKN

Selain itu, komoditas kakao juga merupakan komoditas sosial dimana perkebunan kakao 99 persen diusahakan oleh perkebunan rakyat yang melibatkan sekitar 1,6 juta kepala keluarga (KK).

Untuk itu, upaya-upaya pemerintah dalam perbaikan mutu biji kakao perlu dilakukan secara intensif, di antaranya pembinaan kepada petani terkait Good Agricultural Practices (GAP) dan Good Manufacturing Practices (GMP) sehingga dihasilkan biji kakao yang berkualitas baik sesuai standar maupun 4 persyaratan negara tujuan ekspor.

“Kita akan terus meningkatkan pengawasan mutu kakao dari hulu hingga hilir dengan memfasilitasi sarana prasarana pascapanen dan pengolahan beserta pengujian mutu kakao di sentra kakao secara berkala melibatkan tenaga daerah,” jelas Menta SYL.***

Editor: M Haidar

Sumber: Kementan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x