Hasil Panen Raya di Jawa Timur Jauh Lebih Tinggi dibanding Daerah Lainnya

- 11 Maret 2023, 22:46 WIB
Presiden Joko Widodo saat melakukan peninjauan panen raya di Kabupaten Ngawi Jawa Timur
Presiden Joko Widodo saat melakukan peninjauan panen raya di Kabupaten Ngawi Jawa Timur /Karawangpost/Instagram/@jokowi



KARAWANGPOST - Hasil panen padi di berbagai daerah cukup bervariasi dipengaruhi kesuburan tanah hingga manajemen pertanian, salah satunya pengairan dilahan sawah.

Pernyataan itu disampaikan Presiden Joko Widodo dalam kunjungan kerjanya melakukan peninjauan panen raya Kabupaten Ngawi, Jawa Timur pada Sabtu, 11 Maret 2023.

Setelah Jawa Tengah Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, kali ini meninjau panen raya di Jawa Timur dengan hasil produksi padi tertinggi dibanding daerah lainnya.

Baca Juga: Kebakaran Depo Plumpang, Legislator Minta Pertamina Tingkat Teknologi Keamanan

Kunjungan kerja ini masih merupakan rangkaian panen raya nusantara 1 juta hektare yang serentak dilaksanakan di 30 provinsi dan 113 kabupaten.

“Kemaren di Kebumen, sekarang panen raya di Kabupaten Ngawi Jawa Timur. Saya lihat memang ada perbedaan terutama di produktivitas per hektare. Disini sudah ada yang mencapai 10,5 ton per hektare, ada yang 8 ton per hektare yang kemaren disana 5 setengah sampai 6 ton per hektare,” ungkap Presiden usai melakukan peninjauan panen di Desa Kartoharjo.

Selain itu, Presiden Jokowi juga mengatakan saat ini di Indonesia sedang berlangsung panen raya diberbagai daerah sehingga pemerintah harus terus melakukan pemantauan harga utamanya harga gabah dan beras.

Baca Juga: KPU Sebut Bading ke PN Jakarta Pusat, Membuktikan bahwa Pemilu 2024 Tetap Berjalan

Harga yang diterima petani tidak boleh lebih kecil dari cost produksi yang dikeluarkan petani sehingga petani tetap mendapat untung.

“Ini panen raya kalau nggak dijaga harganya pasti jatuh baik gabahnya maupun berasnya. Yang sulit pemerintah itu menyeimbangkan, harga dipetani wajar artinya dapat keuntungan, harga dipedagang wajar artinya pedagang dapat keuntungan, harga dikonsumen juga wajar, yang mencari keseimbangan seperti itu yang tidak gampang,” jelas Presiden.

Sementara itu, Mentan Syahrul mengatakan Kementerian Pertanian (Kementan) berupaya meningkatkan produksi bahan pangan utamanya adalah bahan pangan pokok, salah satunya adalah beras.

“Apa yang dilakukan di Ngawi ini, produksi padinya jauh lebih tinggi dibanding daerah lainnya yakni mencapai 8 ton per hektar, padahal ini bukan sawah irigasi tapi menggunakan pompa air, tapi perlakuanya oleh petani cukup baik. Daerah lain hanya 6 ton perhektar,” jelas Mentan.***

Editor: M Haidar

Sumber: Setpres


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x