Sunat Dapat Memperkecil Risiko Terkena HIV

- 22 September 2021, 14:29 WIB
Ilistrasi - Bocah sedang di Sunat
Ilistrasi - Bocah sedang di Sunat /Youtube/Rijal Channel/

KARAWANGPOST - Ilmuwan barat selalu meremehkan manfaat sunat. Tapi, sebuah penelitian terbaru yang dipublikasikan di jurnal medis PLoS Medicine, membenarkan manfaat besar dari sunnah Rasul tersebut.

Sudah lama diyakini bahwa pria bersunat atau berkhitan memiliki risiko lebih kecil untuk terkena HIV dibanding pria yang tak bersunat. Namun, keyakinan itu selalu terganjal dengan pendapat sebagian ahli yang mengatakan bahwa jika pria disunat maka akan mengurangi kenikmatan hubungan seksual.

Seiring perkembangan zaman, akhirnya pendapat tersebut mulai ditinggalkan orang. Terlebih ketika virus HIV/AIDS merambah hampir ke seluruh dunia, dan belum ada obatnya hingga kini.

Baca Juga: Bocoran Film Shang-Chi Superhero Asia, Garapan Marvel Studio Resmi Rilis Hari Ini

Sebagian peneliti, melakukan penelitian pada akar masalah penularan. Yang menarik, dari asil penelitian itu, ternyata kebiasaan kaum muslimin mengsirkumsisi alat kelaminnya ternyata menjadi palang tercegahnya virus HIV masuk ke dalam tubuh melalui hubungan badan.

Lalu, apakah pria yang sudah telanjur dewasa juga perlu disunat supaya memperoleh manfaat yang sama. Bagaimana kalau sudah alot? Seorang peneliti dan Perancis menjawab, sebaiknya tetap sunat.

Dalam penelitian klinisnya, Dr. Bertran Auvert dari Hopital Ambroise-Pare di Boulogne, Prancis, secara random mengatur 1.546 pria tak bersunat usia 18-24 ber-HIV negatif untuk menjalani sunat di Afrika Selatan dan 1.582 pria lain sebagal kelompok kontrol.

Baca Juga: Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, Ingatkan Giring Nidji Untuk Bijak

Laporan Dr. Auvert yang dipublikasikan di jurnal medis PLoS Medicine, bulan ini, melaporkan bahwa mereka yang menjalani sunat diminta libur berhubungan badan selama enam minggu setelah prosedur sunat.

Dari pemantauan terus-menerus selama 21 bulan, didapati ada 20 kasus inveksi HIV pada mereka yang bersunat, dan lebih parah lagi, ada 49 kasus di kalangan yang tak bersunat.

Periset mencoba menerangkan sejumlah kemungkinan mengapa sunat memberi efek perlindungan terhadap infeksi HIV.

Baca Juga: Giring Nidji Kritik Gubernur DKI Anies Baswedan

"Keratinisasi kelenjar yang tak tertutup oleh kulit di ujung penis, cepatnya penis mengering setelah kontak seksual, mempersingkat harapan hidup HIV di penis setelah kontak seksual dengan pasangan dengan HIV-positif," ujarnya.

Selain itu, "Berkurangnya keseluruhan permukaan kulit di penis berarti berkurangnya sel yang menjadi sasaran empuk HIV. Padahal, sel yang empuk menjadi sasaran HIV ini banyak sekali terdapat di kulit ujung penis yang dibuang bila seorang pria bersunat." Dr. Auvert dan rekan memberi rekomendasi pada pria agar bersunat guna memperkecil risiko terinfeksi HIV terutama di kawasan-kawasan yang rentan HIV.

Namun, ia mengingatkan pria agar tidak berpikir bahwa sunat merupakan perlindungan total terhadap HIV. "Kondom tetap perlu digunakan dalam setiap perilaku seksual yang berisiko," katanya.

Baca Juga: Gebyar Vaksinasi Ibu Hamil di Karawang, Simak Lokasi dan Jadwalnya

Pada penelitian sebelumnya, membuktikan bahwa khitan bisa mencegah timbulnya kutil kelamin yang menjadi penyebab utama terjadinya kanker mulut rahim dan kanker anus.

Kutil kelamin merupakan salah satu jenis penyakit kelamin yang terjadi pada daerah penis dimana penyebabnya adalah virus yaitu Human papillomavirus (HPV).

Penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat, dalam jurnal kesehatan Sexually Transmitted Diseases, melaporkan bahwa dengan khitan atau sunat dan pemakaian kondom secara teratur akan mengurangi risiko terkena infeksi HPV pada penis.

Baca Juga: Jadwal Kereta Api Lokal Terbaru September 2021: Karawang ke Cikarang, Simak Syarat yang Harus Dipenuhi

Penelitian ini dilakukan terhadap 393 pria yang datang ke klinik Penyakit Menular Seksual (PMS) Di Arizona, Amerika Serikat dari bulan Juli 2000 hingga Januari 2001.

Pria-pria ini diajukan beberapa pertanyaan dan dilakukan pemeriksaan apusan penis untuk mengetahui DNA dari HPV, untuk melihat apakah mereka terinfeksi.

Pria yang melakukan hubungan seksual lebih dari 30 kali perbulan, tiga kali lipat lebih mungkin untuk menemukan HPV dibanding dengan pria yang melakukan hubungan seksual tidak lebih dari 5 kali perbulan.

Baca Juga: Viral pria kuliah jejang S1 di usia 50 dan menargetkan lulus 61 tahun

Dan pria yang melakukan sunat dan penggunaan kondom secara teratur kelihatannya mampu untuk mencegah mereka menderita kutil kelamin.

Halaman:

Editor: M Haidar

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x