Twitter dan Youtube Militer Inggiris diretas Promosikan Cryptocurrency

- 5 Juli 2022, 03:31 WIB
Ilustrasi - Peretasan keamanan siber
Ilustrasi - Peretasan keamanan siber /Pixabay/TheDigitalArtist /



KARAWANGPOST - Halaman Twitter dan YouTube Angkatan Darat Inggris digunakan untuk mempromosikan cryptocurrency dan penipuan NFT.

Akun media sosial Angkatan Darat Inggris diretas, kementerian pertahanan mengungkapkan, dengan halaman militer yang menampilkan konten terkait cryptocurrency dan NFT sebelum masalah diselesaikan.

Pada Minggu malam, kementerian mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa “pelanggaran akun Twitter dan YouTube Angkatan Darat yang terjadi sebelumnya hari ini telah diselesaikan dan penyelidikan sedang berlangsung.”

Baca Juga: Nyamar Jadi Polisi, Pria di Bekasi Tusuk Ibu dan Anak dengan Modus Peredaran Narkoba

“Angkatan Darat memperlakukan keamanan informasi dengan sangat serius dan sampai penyelidikan mereka selesai, tidak pantas untuk berkomentar lebih lanjut,” kata militer.

Angkatan Darat Inggris meminta maaf atas "gangguan sementara" pada umpannya dan berjanji untuk mempelajari pelajarannya.

Akun Twitter yang diretas menampilkan pesan terkait dengan non-fungible token (NFT) sertifikat unik yang menyatakan kepemilikan aset digital di web seperti gambar, video, file musik, aset game, atau bahkan tweet. 

Baca Juga: Tanggal Rilis dan Spoiler, Manga The Beginning After The End Chapter 153

Judul profil akun militer diubah agar tampak terkait dengan koleksi The Possessed NFT. Tweet yang disematkan mengarah ke situs web pencetakan NFT palsu.

Tangkapan layar yang diambil dari situs YouTube tentara menunjukkan bahwa itu diubah menjadi halaman perusahaan Ark Invest, yang menampilkan video tentang cryptocurrency dan gambar pengusaha miliarder Elon Musk.

Baca Juga: Tanggal Rilis dan Spoiler, Manga Eleceed Chapter 201

Sejauh ini, belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas peretasan tersebut.

Serangan itu terjadi beberapa hari setelah kepala National Cyber ​​Security Centre, Lindy Cameron, mengungkapkan bahwa agensinya telah menangani insiden signifikan secara nasional bersama dengan ratusan serangan cyber umum yang mempengaruhi Inggris secara lebih luas setiap tahun.

Hal itu bukanlah pertama kalinya militer Inggris menjadi sasaran. Pada tahun 2020, penyusup mencuri database kontraktor kementerian pertahanan Interserve yang mencakup rincian hingga 100.000 karyawan.***



Editor: M Haidar

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x