Laporan IMF, Ekonomi Dunia dalam Risiko Deglobalisasi

- 30 Juli 2022, 21:07 WIB
Ilustrasi - Ekonomi global
Ilustrasi - Ekonomi global /Pixabay/geralt



KARAWANGPOST - Para ahli memprediksi sanksi terhadap Rusia dapat memecah ekonomi global menjadi blok geopolitik.

Dalam sebuah laporan IMF yang diterbitkan pada 26 Juli 2022 memperingatkan, operasi militer Rusia di Ukraina dan sanksi Barat berikutnya terhadap Moskow mungkin mendorong ekonomi global ke dalam fragmentasi geopolitik.

“Risiko serius terhadap prospek jangka menengah adalah bahwa perang di Ukraina akan berkontribusi pada fragmentasi ekonomi dunia ke dalam blok-blok geopolitik dengan standar teknologi yang berbeda, sistem pembayaran lintas batas, dan mata uang cadangan," pernyataan IMF dalam laporan itu.

Baca Juga: Yayasan ACT Telah Menerims Donasi Rp2 Triliun Sejak Tahun 2005

Menurut IMF, perpecahan seperti itu akan menghalangi komunitas global untuk bersama-sama menangani masalah global.

“Fragmentasi juga dapat mengurangi efektivitas kerja sama multilateral untuk mengatasi perubahan iklim, dengan risiko lebih lanjut bahwa krisis pangan saat ini dapat menjadi norma," para penulis laporan memperingatkan.

Laporan tersebut mencatat bahwa risiko ekonomi dan keuangan tradisional telah diperburuk oleh konflik di Ukraina dan akibatnya. 

Baca Juga: Mau Jago Bikin Konten Digital, Ayo Gabung di Kampus Merdeka PRMN

Risiko tersebut saat ini termasuk efek dari kebijakan moneter yang lebih ketat, perlambatan pertumbuhan ekonomi di China dan kenaikan harga energi.

Namun, menurut laporan itu, ada bukti terbatas dari reshoring, atau deglobalisasi perdagangan, saat ini, dan secara keseluruhan, perdagangan global telah lebih tangguh dari yang diharapkan sejak dimulainya pandemi Covid-19 yang dapat dianggap sebagai tanda positif.

Namun, IMF memperkirakan bahwa sanksi yang semakin ketat terhadap Rusia pada akhirnya akan mengakibatkan penurunan ekspor minyak Rusia ke pasar global dan penurunan ke nol  ekspor gas Rusia ke Eropa, yang pada gilirannya akan membuat ekspektasi inflasi semakin tinggi  di seluruh dunia dan memperketat kondisi keuangan saat pemerintah berupaya menghadapi kenaikan harga.

“Dalam skenario ini, guncangan akan berdampak luas, karena harga komoditas global yang lebih tinggi dan kondisi moneter dan keuangan yang lebih ketat akan mempengaruhi hampir semua negara, meskipun pada tingkat yang berbeda. Eropa akan sangat terpengaruh dalam skenario ini, dengan 2023… pertumbuhan regional mendekati nol, ” kata IMF.

Namun, menurut analis menjinakkan inflasi harus menjadi prioritas pertama bagi pembuat kebijakan” terlepas dari biaya kebijakan moneter yang lebih ketat, karena penundaan hanya akan memperburuk biaya.***

Editor: M Haidar

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x