Bupati Karawang Diduga Terlibat Kasus Penculikan dan Penganiayaan Wartawan

- 27 September 2022, 09:44 WIB
Gusti Sevta Gumilar saat memberikan keterangan pers
Gusti Sevta Gumilar saat memberikan keterangan pers /



KARAWANGPOST - Bupati Karawang terseret kasus tindak kekerasan penganiayaan terhadap wartawan oleh oknum pejabat Pemkab Karawang.

Selain Bupati Karawang juga ada petinggi Partai Demokrat dan oknum jurnalis ikut disebut dalam kasus tersebut.

Hal tersebut disampaikan korban tindak kekerasan yang dilakukan oleh oknum pejabat tinggi Karawang di Mako Polres Karawang, Senin 26 September 2022.

Baca Juga: Jangan Lewatkan, Laga Timnas Indonesia Lawan Curacao di Pakansari, Bogor, Hari Ini, Selasa, 27 September 2022

Secara detail Gusti Sevta Gumilar menjelaskan kronologis yang dialami hingga menyeret adanya campur tangan orang nomor satu Karawang dalam kasus yang menimpanya.

Bermula saat Gusti ditemui seorang utusan berinisial D yang mengaku membawa pesan dari Karawang Satu. Saat itu Gusti hendak menyerahkan barang bukti (BB) pakaian yang digunakannya ketika mengalami penganiayaan.

Namun kemudian Gusti bertemu rekannya satu profesi yang juga sudah dianggap sebagai Abangnya sendiri dan bersedia mengantarkannya ke Polres Karawang.

Baca Juga: Gempa Hari Ini, Selasa, 27 September 2022: Guncang Banda dengan Magnitudo 2,9 Skala Richter

"Awalnya saya hendak ke Polres menyerahkan barang bukti berupa pakaian, namun saat itu, saya bertemu rekan satu profesi saya, yang kemudian malah mengajak saya ke sebuah kantor pemasaran didaerah Majalaya. Tidak jadi ke Polres Karawang," ungkap Gusti.

Gusti menjelaskan, saya di sana by phone (melalui saluran telepon genggam), oleh salah seorang yang mengaku utusan penguasa ditawari uang sebesar Rp.50 juta yang mengatakan uang itu adalah uang pribadi penguasa tersebut. Namun saya tolak.

Dari situ Gusti oleh rekannya dibawa ke Hotel Novotel dan di sana sudah disiapkan Check in selama dua hari dikamar Nomor 915.

Baca Juga: Ulasan Episode 2 The Golden Spoon: Yook Sungjae BTOB Merasakan Kemewahan, Lee Jong Won Menikmati Kenyamanan

"Saya dibawa ke Novotel, dan di sana saya sudah disiapkan check in dua hari. Saya check in bersama rekan saya tersebut, dimana kita masih VC (vidio call ) dengan utusan penguasa tersebut," ucap Gusti.

Tidak lama kemudian selang satu jam setengah, utusan Bupati Karawang tersebut datang dan beliau menanyakan apakah saya berkenan atau tidak.

"Kemudian di sana ada bahasa dari Rp.50 juta naik ke Rp.75 juta dan saya tanya kalau misalkan saya berdamai bagaimana kemudian tanggung jawab saya kepada rekan-rekan (wartawan), kepada masyarakat Karawang, dia bilang, Gusti geser dari Karawang selama 1 sampai 2 minggu, silahkan mau di Semarang atau Jogjakarta," ulasnya menceritakan penawaran damai yang dibawa utusan penguasa tersebut.

Baca Juga: Tips Memilih dan Merawat Handuk

Setelah berbincang dengan sang utusan, tidak lama kemudian, lanjut Gusti ada VC dengan Bupati Karawang.

"Karena saya mengetahui betul pakaian yang saya lihat didalam VC tersebut. Ketika VC ini, beliau (di duga Bupati Karawang) memohon kepada saya sambil menangis bahwa apa yang terjadi kepada saya dengan orangnya dia atau pejabatnya dia ini banyak ditunggangi oleh politik," terang Gusti.

Disitu saya memohon maaf bahwa perlakuan dari pejabat itu sudah menyakiti saya, orang tua saya dan teman-teman saya. Dan saya katakan saya ingin tetap on the track.

Baca Juga: Viral! Wanita Gila Tusuk 2 Orang Perempuan di Angkot Hingga Bersimbah Darah di Sumedang Jawa Barat

"Disitu beliau pun sempat menangis dalam VC tersebut, dan meminta maaf sambil mengatakan "hampura kang Junot, kamu juga sering mengkritisi saya" (aku minta maaf sama kamu), sama ibu kamu, nenek kamu. Dan soal Fery pimpinan saya dan soal pengacara saya, penguasa tersebut juga mengatakan bahwa itu nanti adalah urusannya," jelas Gusti.

Selanjutnya Gusti diminta menandatangani surat pernyataan oleh di duga Bupati Karawang yang mengatakan bahwa uang itu uang pribadinya.

"Saya diminta menandatangani, dan bahasanya saat itu bahwa " itu uang dari aku pribadi" bukan dari Aang. Saya pun ikuti alur pihak mereka. Saya mau menandatangani dengan catatan pakai paraf saja tidak mau tanda tangan asli, disitu saya juga diminta tag vidio, bahwa saya berada dalam kesadaran yang penuh. Dan menyebutkan itu hanya kesalahpahaman," tutur Gusti.

Baca Juga: Satu Kampung Terisolasi Akibat Tanah Bergerak di Desa Bojong Koneng, Kabupaten Bogor

Menurut Gusti Gumelar, utusan penguasa tersebut adalah seorang anggota DPRD Kabupaten Karawang.

"Disana saya di vidiokan beberapa kali oleh utusan yang juga seorang anggota dewan dari partai penguasa. Kemudian ketika saya sudah menandatangani dan membuat vidio tersebut, datang orang membawa sebuah dus kue, ketika dibuka ini uang pribadinya teteh. Utusan penguasa itu mengatakan saya tidak memotong sekali, dan ketika dihitung oleh orang tersebut ada sekitar Rp.100 juta," jelas Gusti.

Hingga saat ini kasus penganiayaan wartawan yang dilakukan oleh oknum pejabat tinggi Karawang telah menyeret beberapa tokoh diantaranya orang nomor satu di Karawang.

Seluruh organisasi kewartawanan sangat berharap pihak kepolisian Polres Karawang dapat menindak dan penegakan keadilan kepada para pelaku penganiayaan dan semua unsur terkait baik pelaku penyuapan dan proses damai terintimidasi.***

Editor: M Haidar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x