Produksi Padi Karawang Tahun 2023 Tercatat Sekitar Delapan Ton Gabah

- 29 Januari 2023, 10:07 WIB
Ilustrasi - Gabah hasil panen padi
Ilustrasi - Gabah hasil panen padi /Instagram/@joko_nurtaqwa/



KARAWANGPOST - Puncak panen raya padi Indonesia tahun 2023 diprediksi akan berlangsung pada Maret dan April 2023.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) telah mengawali panen raya padi tahun 2023 pada Januari di Karawang Jawa Barat.

Berdasarkan catatan yang dilaporkan produksi padi per hektare di Kabupaten Karawang tercatat sekitar delapan ton gabah.

Baca Juga: Semua Peran Tersangka Pembunuhan Berantai Cianjur - Bekasi

Angka tersebut sangat mencengangkan dan menggembirakan, mengingat rata-rata produksi padi nasional sendiri berkisar antara lima hingga enam ton per hektare.

Apa yang dicapai para petani di daerah Karawang itu betul-betul memberi harapan baru bagi pembangunan pertanian di negeri ini, khususnya dalam upaya mengokohkan ketersediaan beras secara nasional.

Panen raya padi sebetulnya menarik untuk dicermati, karena selain panen raya merupakan saat yang ditunggu-tunggu oleh para petani beserta keluarganya atas jerih payah dan kerja keras sebagai petani selama 3 bulan lebih,  panen raya pun merupakan kesempatan bagi para petani untuk meningkatkan nasib dan kualitas kehidupannya.

Baca Juga: Tragis! Suami KDRT Bacok Jari Istri dengan Kapak hingga Putus

Artinya, kalau hasil panen petani dapat dijual dengan harga yang wajar dan menguntungkan, tentu potret buram petani padi pun bakal dapat diubah-arahkan menjadi lebih mencerahkan.

Dengan produksi dan produktivitas padi yang tinggi, ditopang dengan harga jual di tingkat petani yang adil, dapat ditegaskan bahwa kualitas hidup petani akan semakin membaik.

Sayangnya pengalaman selama ini menunjukkan bahwa ketika musim panen tiba, ternyata para petani jarang menikmati harga yang wajar dan adil. Saat panen raya tiba, harga jual gabah dan beras, umumnya anjlok di bawah harga biasanya.

Baca Juga: Daftar Nama 11 TKW dalam Korban Pembunuhan Berantai Cianjur -Bekasi

Akibatnya wajar, walau pun produksi padi mengalami peningkatan yang cukup signifikan setiap musim panen tiba, tapi permintaan tidak seiring, sehingga kesejahteraan petani padi tidak beranjak membaik.

Produksi yang meningkat dengan kesejahteraan petani terbukti tidak berkorelasi secara positif. Hal ini memperlihatkan bahwa peningkatan produksi tidak otomatis meningkatkan kesejahteraan petani.

Sebab, yang namanya kesejahteraan petani itu sendiri ditentukan oleh banyak faktor, salah satunya faktor harga jual gabah dan beras, di kala panen raya tiba. Kalau harganya anjlok, sangat sulit petani dapat hidup sejahtera dan bahagia.

Baca Juga: Polisi: Ada 1 TKW Selamat dari Kasus Pembunuhan Berantai Cianjur - Bekasi

Itu sebabnya, bila semua sudah memahami bagaimana hubungan antara panen raya dengan harga jual gabah dan beras di tingkat petani yang selalu anjlok, maka solusi tawarannya, mampukah bangsa ini merancang harga di tingkat petani tatkala panen raya tiba, tidak melorot cukup tajam? Bagaimana para petani supaya tidak menjadi permainan kalangan bandar atau tengkulak dalam menentukan harga jualnya?

Untuk itu Pemerintah harus betul-betul hadir di tengah persoalan petani. Negara penting mencerahkan para bandar dan tengkulak untuk menetapkan harga yang adil.

Sehingga petani dapat merasakan kenikmatan hasil panenannya, sedangkan bandar dan tengkulak pun merasa tidak dirugikan. Tugas negara untuk melahirkan harga yang adil tersebut melalui regulasi yang baik.***

Editor: M Haidar

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x