PB POSSI dan Komunitas Selam Bantu Pencarian Sriwijaya Air PK-CLC Sj 182

- 16 Januari 2021, 23:49 WIB
Prajurit Batalyon Intai Amfibi 1 Korps Marinir (Yontaifib) TNI AL melakukan penyelaman untuk pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang hilang kontak di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Minggu (10/1/2021). Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang hilang kontak pada Sabtu (9/1) sekitar pukul 14.40 WIB di ketinggian 10 ribu kaki tersebut membawa enam awak dan 56 penumpang. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/wsj.
Prajurit Batalyon Intai Amfibi 1 Korps Marinir (Yontaifib) TNI AL melakukan penyelaman untuk pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang hilang kontak di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Minggu (10/1/2021). Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang hilang kontak pada Sabtu (9/1) sekitar pukul 14.40 WIB di ketinggian 10 ribu kaki tersebut membawa enam awak dan 56 penumpang. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/wsj. /M RISYAL HIDAYAT/ANTARA FOTO


KARAWANGPOST
- Anggota Pengurus Besar Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (PB POSSI) dan komunitas selam turut serta membantu pencarian serpihan puing dan korban pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu Jakarta.

Salah seorang relawan penyelam dari Komunitas Pecinta Laut Jahja Maramis ketika ditemui di Kapal Polisi Bisma 8001 di perairan Kepulauan Seribu Jakarta, Sabtu, mengatakan dirinya telah ikut membantu pencarian Sriwijaya Air SJ-182 sejak hari keempat pencarian atau Selasa (12/1) hingga hari ini.

Jahja bersama satu orang rekannya dari komunitas yang sama dan dua orang penyelam dari PB POSSI berangkat dari Markas Korpolairud Baharkam Polri Tanjung Priok Jakarta Utara ke KP Bisma 8001 yang berada di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki untuk melakukan pencarian Sriwijaya Air SJ-182.

Baca Juga: Lion AIr Operasikan Rute Baru Surabaya - Berau  

KP Bisma 8001 merupakan kapal yang dijadikan posko bagi tim penyelam gabungan Polri dalam upaya SAR SJ-182. Jahja bersama relawan penyelam lainnya berangkat pada pagi hari dari Markas Polairud dan kembali pada sore hari. Hal itu dilakukannya sejak hari keempat pencarian dan akan dilanjutkannya hingga pencarian selesai.

Menurutnya, pencarian serpihan pesawat dan jasad korban terkendala dengan jarak pandang yang sangat terbatas. "Visibility cuma setengah meter, kalau menyelam tidak berdekatan dengan yang lain bisa hilang tertinggal," kata Jahja.

Baca Juga: Pencairan BLT UMKM Rp2,4 Juta Sampai Akhir Januari, Segera Cek di eform.bri.co.id

Untuk diketahui, setiap melakukan penyelaman diharuskan minimal dua orang untuk keamanan keselamatan penyelam. Sedimen di dasar laut tempat jatuhnya pesawat memiliki ketebalan lumpur hampir satu meter. Dengan ditambah banyaknya penyelam yang melakukan pencarian, sedimen di dasar laut semakin mengaburkan jarak pandang.

Selain jarak pandang yang terbatas, kendala lain yang ditemui adalah kondisi cuaca yang tidak menentu sehingga menimbulkan gelombang dan arus yang cukup kuat. Sebelum turut membantu SAR Sriwijaya SJ-182, Jahja juga pernah turut serta dalam pencarian pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di Tanjung Pakis Karawang Jawa Barat.

Baca Juga: Wacana Rapid Test Antigen Acak Pemkab Karawang pada Pelaksanaan PPKM Hari Keenam 

Halaman:

Editor: Zein Khafh

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x