Network
KARAWANGPOST - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat timbulan limbah medis Covid-19 telah mencapai 6.417,95 ton sejak awal pandemi Covid-19 di Indonesia pada Maret 2020 hingga awal Februari 2021
Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 (PSLB3) KLHK Rosa Vivien Ratnawati mengatakan, dengan adanya pandemi Covid-19 di Indonesia, KLHK telah menyampaikan surat No. S-194/PSLB3/PLB.2/4/2020 tanggal 20 April 2020 perihal Pelaksanaan Pengelolaan Limbah B3 Medis dari Kegiatan Penanganan Covid-19 kepada Kepala DLH provinsi seluruh Indonesia, di mana berdasarkan laporan yang diterima KLHK sampai dengan 4 Februari 2021, jumlah timbulan limbah COVID-19 sebanyak 6.417,95 ton.
Baca Juga: Program Vaksinasi Bergulir, Jabar Antisipasi Lonjakan Limbah Medis
Dilansir dari Antara, angka yang dipaparkan oleh Dirjen PSLB3 itu berdasarkan data yang dikumpulkan dalam periode 19 Maret 2020 sampai dengan 4 Februari 2021.
Menurut data itu, DKI Jakarta menjadi daerah dengan timbulan limbah medis terbanyak yaitu 4.630,86 ton.
Terkait proses pemusnahan limbah medis, yang masuk dalam kategori B3, maka timbunannya harus dimusnahkan di insinerator limbah B3 berizin milik rumah sakit atau diserahkan kepada pemberi jasa pengolahan yang telah memiliki izin dari KLHK.
Baca Juga: Siap-Siap Dites Covid-19, PT KAI Resmi Gulirkan Layanan Metode GeNose C19
KLHK memberikan diskresi bagi rumah sakit yang memiliki insinerator tapi masih dalam proses perizinan untuk digunakan dalam pemusnahan limbah medis selama masa pandemi Covid-19.
"Dengan persyaratan suhu ruang bakar minimal 800 derajat celcius atau dapat menggunakan autoclave yang dilengkapi dengan alat pencacah dan juga dapat dilakukan pemusnahan limbah Covid-19 di pabrik semen yang terdekat," ujar Vivien.
