Pemerintah Indonesia Akan Panggil Duta Besar Swedia dan Belanda Terkait Aksi Pembakaran Al Quran

- 26 Januari 2023, 17:42 WIB
Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin. /dok.foto/Biro Humas Setkab/



KARAWANGPOST - Pembakaran Alquran dilakukan oleh pimpinan partai garis keras Stram Kurs di Swedia bukan merupakan bentuk kebebasan berekspresi.

Hal tersebut disampaikan Wakil Presiden Ma'ruf Amin yang menegaskan peristiwa perusakan Al Quran, seperti yang terjadi di Swedia dan Belanda, bukan merupakan bentuk kebebasan berekspresi.

"Jadi, saya kira ini tidak betul kalau ini merupakan kebebasan berekspresi, kemudian orang boleh seenaknya tanpa memedulikan hak orang lain, pihak lain," kata Wapres di Universitas Indonesia, Jakarta, Kamis, 26 Januari 2023.

Baca Juga: Presiden Ukraina Desak Barat Kirimkan Kembali Jet Tempur dan Rudal Setelah Bantuan Tank Tempur Terpenuhi

Wapres mengatakan Pemerintah Indonesia mengambil sikap untuk meredam konflik, dengan memanggil duta besar kedua negara tersebut guna mencegah masalah menjadi lebih luas.

"Indonesia selalu mengambil sikap untuk meredam yang namanya terjadi potensi konflik. Ini Pemerintah sudah membuat nota diplomatik tentang peristiwa ini dan akan memanggil duta besarnya, karena memang peristiwa itu bisa memicu konflik," tegasnya.

Apabila dua kejadian tersebut tidak segera diredam, katanya, maka dapat berpotensi untuk melebar atau bahkan terjadi konflik di berbagai negara lain.

Baca Juga: Jubir Keamanan AS: Tank Tempur M1 Abrams Akan Segera Tiba di Ukraina

"Oleh karena itu, ini yang tidak disadari, potensi ini bisa membawa sikap permusuhan. Apalagi itu tindakan, ucapan pun, seharusnya harus dijaga," jelasnya.

Guna menghindari konflik serupa, Wapres Ma'ruf Amin menyebut perlu adanya penerapan teologi kerukunan.

"Teologi kerukunan itu narasi-narasinya juga tidak boleh dalam menyampaikan paham keagamaan yang menimbulkan konflik, harus dijaga; bukan saja di negara kita, tapi juga di negara lain," ujar Wapres.

Baca Juga: Presiden AS Umumkan Pengiriman 31 Tank Tempur ke Ukraina

Ia menyebut Pemerintah Indonesia sudah berusaha untuk menjaga agar tidak terjadi konflik dari sikap-sikap menodai agama apa pun.

"Kita cegah penodaan agama itu. Harus kita beri sanksi supaya tidak terjadi dan menimbulkan konflik," tegasnya.

Dia berharap kejadian seperti di Swedia dan Belanda itu tidak berdampak pada kerukunan masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Aksi Pembakaran Alquran di Swedia Merupakan Penghinaan Terhadap Umat Islam di Dunia

"Kita ini bangsa paling toleran di dunia ini, dianggapnya. Karena itu, kita harap apa yang terjadi di Swedia atau Belanda tidak berpengaruh kepada kita. Artinya, kita sebagai bangsa sudah punya landasan, semangat, karakter yang kita bina selama ini sebagai bangsa toleran. Jangan sampai ada unsur-unsur intoleran masuk ke sini," ujar Wapres Ma'ruf Amin.

Aksi pembakaran Alquran dilakukan oleh kelompok ekstrem sayap kanan Swedia-Denmark Rasmus Paludan di luar Kedutaan Besar Turki di Stockholm, Swedia, Sabtu 21 Januari 2023.

Dalam menjalankan aksinya, Paludan mendapat perlindungan dari polisi dan izin dari Pemerintah Swedia. Pemerintah Swedia mengizinkan aksi pembakaran Al Quran itu karena menilai tindakan tersebut sebagai bagian dari kebebasan berekspresi dan berpendapat.

Baca Juga: Presiden Ukraina Pecat Menteri dan Pejabat Ukraina Terlibat Korupsi

Kemudian seorang politikus sayap kanan Belanda dan pemimpin kelompok Islamofobia Pegida Edwin Wagensveld merobek sejumlah halaman Al Quran di Den Haag. Video Wagensveld di Twitter menunjukkan ia sedang membakar sobekan halaman kitab itu di dalam panci pada hari Minggu, 22 Januari 2023.

Insiden penistaan terhadap kitab umat Islam di dua negara Eropa itu memicu kecaman dari berbagai umat Islam di dunia.

Baca Juga: Ancaman Perang Dunia Tiga AS, Mengundang Reaksi Mantan Presiden Rusia

Organisasi keagamaan Al-Azhar Mesir menyerukan, pemboikotan produk Belanda dan Swedia di tengah kemarahan atas penistaan terhadap kitab suci Al Quran, Minggu 22 Januari 2023.

Al-Azhar meminta semua orang Arab dan muslim untuk mematuhi instruksi pemboikotan itu serta mendidik anak-anak, remaja, dan perempuan muslim tentang hal itu.

Sementara itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan Swedia sebaiknya tidak mengharapkan restu dari Turki untuk bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) jika mereka tidak menunjukkan rasa hormat kepada umat Islam.***

Editor: M Haidar

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x