Network
KARAWANGPOST - Tubuh mengandalkan ritme sirkadian untuk mengetahui kapan harus memulai tidur dan kapan harus merasa terjaga. Ritme sirkadian adalah proses biologis selama 24 jam yang meniru terbit dan tenggelamnya matahari.
Pada bagian otak tertentu yang disebut nukleus suprachiasmatic, bagian ini menggunakan isyarat eksternal seperti cahaya untuk menentukan apakah sudah waktunya untuk tidur. Pada malam hari, tubuh biasanya bereaksi terhadap kegelapan dengan melepaskan melatonin, hormon yang memberi sinyal bahwa sudah waktunya untuk tidur.
Namun, otak kita sangat sensitif terhadap cahaya, dan cahaya biru yang dipancarkan dari ponsel dan perangkat elektronik lainnya memperlambat produksi melatonin.
Baca Juga: Butuh Accounting Officer, Shoesmart Buka Lowongan di Kantor Pusat
Penjelasan singkatnya ialah kekurangan melatonin dapat membuat seseorang sulit tidur, yang dapat menyebabkan insomnia dan kelelahan seiring waktu.
Studi juga menunjukkan bahwa cahaya biru dapat mengurangi jumlah waktu yang dihabiskan tubuh untuk tidur gelombang lambat dan tidur gerakan mata cepat (REM). Kedua tahap tidur ini penting untuk mengkonsolidasikan ingatan dan mengatur suasana hati.
Apakah Cahaya Biru Mempengaruhi Anak-anak?
Mata anak-anak bahkan lebih sensitif terhadap cahaya daripada orang dewasa, dan cahaya biru dari layar dapat menunda produksi melatonin hingga dua kali lipat untuk anak-anak dibandingkan dengan orang dewasa.
Baca Juga: SBS Bagikan Still Cut 'Racket Boys', Drama Baru Yang Akan Tayang
Hal ini dapat menyebabkan insomnia dan kualitas tidur yang buruk, yang sangat berbahaya bagi anak-anak. Istirahat yang berkualitas sangat penting bagi anak-anak saat mereka tumbuh dan berkembang.
