BBKBN Jabar Berkomitmen Sukseskan Program Pemerintah di Masa Pandemi 

- 25 Februari 2021, 17:21 WIB
Rakerda Program Bangga Kencana Jawa Barat 2021 di Crowne Plaza Hotel Bandung, 24-25 Februari 2021
Rakerda Program Bangga Kencana Jawa Barat 2021 di Crowne Plaza Hotel Bandung, 24-25 Februari 2021 /IPKB/ Najip/

KARAWANGPOST - Sesuai amanat Presiden RI Joko Widodi kepada BKKBN pada Rapat Terbatas yang dilaksanakan pada 25 Januari 2021, BKKBN ditugaskan untuk menjadi Ketua Tim Pencegahan Stunting Nasional.

Sejalan dengan itu Perwakilan BKKBN Jawa Barat dan seluruh pemangku kepentingan di Jawa Barat siap mendukung pelaksanaan program pencegahan stunting di Jawa Barat.

BKKBN Jawa Barat akan bekerjasama dengan seluruh sektor yang ada di Jawa Barat dan Kabupaten/Kota untuk menyukseskan program Bangga Kencana pada masa pandemi Covid-19 secara konkret, kolaboratif, integratif, dan komprehensif.

Baca Juga: 15 Germo Ditangkap Polda Metro Jaya Terkait Kasus Eksploitasi Anak dan Prostitusi di Bawah Umur

Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) Tingkat Provinsi Jawa Barat yang berlangsung selama 24-25 Februari 2021 di Crowne Plaza Hotel Bandung membuahkan kesepakatan bulat.

Empat strategi utama yang akan dilakukan untuk meningkatkan capaian program Bangga Kencana di Jawa Barat sepanjang 2021 antara lain:

Baca Juga: Penegakan UU ITE, Siber Crime Polri Prioritaskan Restorative Justice

  1. Pendataan Keluarga (PK) yang akan dilangsungkan pada 1 April - 31 Mei 2021.
  2. Menggelorakan sosialisasi program Bangga Kencana bersama mitra kerja.
  3. Penguatan pelaksanaan program Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB) untuk pemulihan ekonomi masyarakat.
  4. Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun Anggaran 2021 BKKBN.

Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat Kusmana menjelaskan, Rakerda bertujuan meningkatkan sinergitas dan komitmen para pemangku kepentingan dan mitra kerja dalam peningkatan penggerakkan program Bangga Kencana di Jawa Barat.

"Saat ini struktur penduduk Jawa Barat menunjukkan surplus penduduk usia produktif sebesar 70,68 persen. Angka tersebut merupakan aset bagi pembangunan Jawa Barat, dengan catatan bahwa mereka adalah orang-orang yang berkualitas dan produktif dalam mewujudkan Jawa Barat Juara Lahir Batin,” tegas Kusmana.

Baca Juga: Longsor Tambang Emas Ilegal, 3 Penambang Meninggal 5 Orang Masih Tertimbun 

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengapresiasi kinerja BKKBN Jawa Barat dan seluruh pemangku kepentingan lainnya yang telah mencatatkan capaiannya dalam beberapa tahun terakhir.

Capaian luar biasa ini ditandai dengan menurunnya laju pertumbuhan penduduk (LPP) secara signifikan dari 1,89 persen pada Sensus Penduduk (SP) 2010 menjadi 1,11 persen pada SP 2020.

Selama ini penanganan stunting berlangsung sektoral dan berbasis kegiatan di berbagai kementerian dan lembaga pemerintah nonkementerian. Fokus jangkauan pelayanan terbatas (narrow targeting) pada anak stunting. Dalam paradigma ini, penanggulangan stunting lebih terkesan reaktif atau merespons masalah aktual.

Baca Juga: Nino Tak Mau Memaafkan Elsa dan Sudahi Pernikahannya, Bocoran Ikatan Cinta Malam Ini

Harus kita akui tren prevalensi stunting di Indonesia menunjukkan pergerakan lambat, dengan rata-rata penurunan tahunan hanya 0,3 persen.

Sampai 2019 lalu, prevalensi stunting di Indonesia masih 27,7 persen. Pada periode RPJMN 2020-2024 ini pemerintah menargetkan penurunan stunting menjadi 14 persen atau terjadi penurunan 2,5 persen per tahun.

"Untuk mencapai target tersebut memerlukan platform percepatan. Ini yang kemudian menjadi tugas BKKBN,” ungkap Hasto.***

Editor: M Haidar


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x