KARAWANGPOST - Pandemi Covid-19 membuat para siswa tertekan karena selain situasi yang tidak aman dari virus, mereka juga mendapatkan tekanan lain dari tugas maupun belajar secara mandiri.
Studi baru yang dilakukan oleh NBC News and Challenge Success, sebuah organisasi nirlaba yang berafiliasi dengan Sekolah Pascasarjana Pendidikan Stanford memberikan fakta baru.
Lima puluh persen lebih banyak anak di sekolah menengah merasa putus asa sekolah tahun ini dibandingkan tahun-tahun sebelumnya saat pandemi tidak ada.
Semakin jauh siswa tertinggal, mereka menjadi kewalahan dan semakin kecil kemungkinan mereka merasa bisa mengejar ketertinggalan.
Mengetahui cara membantu anak keluar dari masalah tugas maupun pekerjaan rumah dari sekolah adalah solusi terbaik untuk mendorongnya dari suana yang membuatnya tertekan.
Baca Juga: Dibutuhkan Guru Tahfidz Al-Quran, Lowongan Pekerjaan Pondok Tahfidz Daarul Huffadz Indonesia
Nah, berikut ini adalah cara-cara yang bisa kamu lakukan untuk membantu anak, adik, maupun orang tersayangmu keluar dari masalah tidak mau mengerjakan pekerjaan rumah (PR) dari sekolah.
1. Empati lebih baik daripada marah
Pada titik pandemi ini, mengetahui bahwa anakmu telah membiarkan tugas sekolahnya memang dapat memicu respons marah, itu wajar kok Bunda.
Setiap orang lelah oleh tuntutan hidup di masa pandemi. Marah, bagaimanapun, cenderung menyebabkan anak-anak mengambil sikap defensif atau bertahan dengan keadaannya.
Sebaliknya, cobalah untuk memberikan yang paling anakmu butuhkan, belas kasih dan juga jalan keluar untuk mengatasi akar masalahnya yang lambat mengerjakan tugas.
2. Bekerja sama untuk mengenali masalah
Mengetahui bahwa orang tersayangmu bermasalah secara akademis seharusnya bisa membuatmu terpacu untuk mencari solusi.
Baca Juga: Lowongan Kerja: PT Sumber Alfaria Trijaya TBK Butuh Receptionis untuk Penempatan Bogor
Namun, yang terbaik adalah mendiagnosis masalah dengan benar terlebih dahulu sebelum ingin mengatasinya.
Cobalah untuk mencari tahu alasan mengapa ia tertinggal secara akademik. Setelah itu buatlah sedemikian jalan untuk mencari solusi.
3. Pahami gambaran besar di masa lalu
Orang tua yang bermaksud baik mungkin berharap untuk memotivasi siswa dengan menekankan pentingnya nilai tinggi, tetapi itu dapat mengeluarkannya dari masalah.
Melibatkan anak dalam percakapan mencari tahu bagaimana mereka tertinggal bisa menjadi pelajaran penting bagi dirinya sendiri.
Cobalah untuk melihat masalahnya secara jelas yang terjadi di masa lalu, mungkin hal itu masih menjadi pemicu besar ia mengalami ketertinggalan.
Baca Juga: Pesona Destinasi Wisata Gunung Bunder Kabupaten Bogor
Nah, meskipun telah ada uji coba sekolah dengan tatap muka, ini tak berarti masalah ketertinggalan di masa pandemi ini akan teratasi dengan sendirinya ya.***