Donald Trump Bujuk Indonesia Jalin Hubungan dengan Israel, Pengamat: Itu Tidak Mungkin

25 Desember 2020, 21:47 WIB
Donald Trump /NY Times /NY Times


KARAWANG POST - Pemerintah Israel dikabarkan tengah berupaya membuka hubungan diplomatik dengan Indonesia. Namun Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi dengan tegas menyampaikan bahwa Indonesia tidak berniat membuka hubungan diplomatik dengan Israel.

Penolakan tersebut disampaikan Menlu atas arahan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi).

Baca Juga: Sembuh dari Covid-19, Wajah Dewi Perssik Dipenuhi Bercak Merah

Terkait dengan kabar itu, Donald Trump menjanjikan investasi senilai Rp28 triliun ke Indonesia, jika negara yang dipimpin Presiden Jokowi itu bersedia membuka hubungan diplomatik dengan Israel.

Menanggapi hal tersebut, Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana mengatakan kalau tawaran Donald Trump sangat menggiurkan bagi negara berpenduduk Islam terbesar di luar Timur Tengah itu.

Baca Juga: Film Money Heist Di Netflix Musim Kelima: Pertunjukan Terakhir Profesor

“Tentu tawaran seperti itu sangat menggiurkan bagi Indonesia di tengah melemahnya perekonomian Indonesia akibat pandemi Covid-19,” tutur Hikmahanto dalam keterangannya, Jumat 25 Desember 2020.

Sebagaimana diberitakan Pikiran-Rakyat.com dalam artikel berjudul “Indonesia Dirayu Jalin Hubungan dengan Israel, Ada Kejanggalan yang Ditawarkan Donald Trump“ Hikmahanto menyebutkan kalau Indonesia tidak mungkin menerima tawaran tersebut bila imbalannya adalah membuka hubungan diplomatik.

Lebih lanjut, Guru Besar UI itu juga mengatakan bahwa perlu juga dicermati adanya kejanggalan Donald Trump atas tawaran tersebut saat Presiden AS itu berada dalam status lame duck atau orang yang kalah dalam Pemilu.

Baca Juga: Aksi Guru Olahraga Cabuli Muridnya Selama Tiga Tahun Akhirnya Terungkap

“Presiden Trump tidak seharusnya membuat kebijakan-kebijakan penting karena dalam waktu yang tidak terlalu lama akan diganti oleh Joe Biden,” katanya, seperti dilaporkan Antara.

Di samping itu, Hikmahanto juga menilai bahwa tawaran tersebut terkait persaingan dominasi Amerika Serikat-China di kawasan Asia, untuk memenangkan persaingan kedua negara, menurutnya Amerika Serikat menggunakan instrumen investasi dan utang, bahkan vaksin.

“Hanya saja karena perekonomian di AS sangat terdampak oleh pandemi Covid-19, dana yang dibutuhkan tidak mungkin berasal dari AS,” katanya menerangkan.

Baca Juga: Dua Hari Libur Natal, 356.010 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

“Dana ini yang kemudian dinegosiasikan oleh AS dengan Israel. Seolah Israel menjadi bendahara AS. Israel sepertinya menyanggupi namun dengan persyaratan,” ucap Hikmahanto menambahkan.

Menurutnya, bagi negara Yahudi tersebut, pengakuan Indonesia atas negara Israel amatlah penting.

Pasalnya, Indonesia merupakan negara berpenduduk Islam terbesar di luar Timur Tengah.

Baca Juga: Bukan Hanya Avanza, Ini Daftar Mobil Keluarga Terlaris pada November 2020

“Belum lagi Israel dapat mengeklaim ke masyarakat internasional bahwa negara yang anti terhadap penjajahan mau mengakui Israel sebagai negara dan menjalin hubungan diplomatik,” katanya mengakhiri.

Untuk diketahui, sejumlah negara Timur Tengah dan Afrika dikabarkan sedang membuka hubungan diplomatik dengan negara Yahudi tersebut seperti Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan dan Maroko.***

Editor: Ali Hasan

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler