Network
“Berbagai sampah ini kita daur ulang dan bisa menghasilkan berbagai barang yang bermanfaat seperti tas, batako bahkan menjadi uang,” ujar wanita yang akrab dipanggil Jois ini.
Dalam mengelola sampah, ujar Jois, pihaknya telah melakukan berbagai cara, mulai dari menarik sampah dari masyarakat hingga menukarnya menjadi uang, menjadi tunjangan hari raya, menjadi sembako bahkan hingga membayar pajak kendaraan bermotor.
Baca Juga: Lima Langkah agar Postingan Media Sosial Kamu Terlihat Menonjol
“Masyarakat yang menjadi nasabah kami bisa menyetorkan sampah dan mendapat keuntungan mulai dari uang, sembako, pulsa, kuota internet, hingga melunasi pajak kendaraan bermotor mereka,” kata Jois.
Untuk menunjang berbagai layanan tersebut, Jois mengembangkan sebuah aplikasi bank sampah.
“Dalam aplikasi tersebut tercantum data berapa banyak saldo yang dimiliki setiap nasabah. Semakin banyak menyetorkan sampah semakin banyak uang yang mereka dapatkan,” ujar Jois.
Baca Juga: Ini Cara Memilih Konten Dakwah yang Baik Bagi Pengguna Media Sosial
Pada akhirnya, ujar Jois, berbagai layanan tersebut, punya tujuan untuk mewujudkan kebersihan lingkungan dan menjaga ekosistem.
“Disamping aspek lingkungan, berbagai program ini juga punya dampak ekonomi yang lumayan,” kata Jois.
Saat ini, Bank Sampah La Tanza telah bergerak selama delapan tahun. Jois mengungkapkan La Tanza terus berkembang dan telah memiliki 700-an orang nasabah yang tersebar di Karawang.
