Antisipasi Iklim Ekstrem Ganggu Musim Tanam 2021, Mentan Gerak Cepat Gandeng BMKG.

- 4 Januari 2021, 03:22 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo /Pikiran Rakyat/Karawangpost

KARAWANGPOST- Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo memastikan pihaknya akan melakukan gerak cepat mengantisipasi kemungkinan adanya iklim ekstrim yang mempengaruhi jalannya produksi pangan di musim tanam 2021.

Antisipasi tersebut sudah dirancang dengan percepatan tanam, infrastruktur air dan pencocokan validasi cuaca dengan menggunakan data BMKG.

"Selama ini kita selalu memepermasalahkan soal cuaca dan hama. Karena itu kita lakukan mapping serta kerjasama dengan BMKG. Yang pasti kita terus bergerak cepat,” kata Mentan.

Baca Juga: Inilah Jumlah Kerusakan Rumah di Sebabkan Fenonena Bencana Alam Sepanjang Tahun 2020

Ia juga berharap mudah mudahan rancangan tersebut bisa berjalan dengan baik dan bukan hanya beras yang terpenuhi tapi komoditas lain juga selalu tersedia.

Lebih lajut Mentan menjelaskan, keberhasilan Indonesia dalam menjaga ketersediaan pangan adalah modal utama dalam melakukan fokus kerja di tahun 2021 dengan pendekatan kerja yang harus berjalan efektif dan efisien.

Baca Juga: Klarifikasi Hoaks Vaksin Sinovac, Ini Penjelasan Juru Bicara Vaksin Bio Farma

 "Pertanian di tahun 2021 itu sudah kita rancang pada tahun 2020, karena itu kita hanya perlu melakukan intervensi agar produksi tahun depan berjalan dengan lancar serta sesuai dengan haraapn. Insyaallah cuaca bisa kita kendalikan," katanya.

Namun secara umum, pihaknya sudah mempersiapkan pasokan beras dari Musim Tanam satu dan dua yang digarap pada Januari-Juni 2020 dengan stok mencapai 7,4 juta ton, dengan produksi yang ada mencapai 17 juta ton dengan kebutuhan konsumsi sebesar 15 juta ton.

Baca Juga: Gebrak Awal Tahun 2021, Pemerintah Purwakarta Akan Buka Kelas Bahasa Korea

"Untuk kesiapan 2021 kami sudah masuk dari Oktober 2020 sampai panen raya di Maret 2021 mendatang dengan luas lahan 8 juta hektare dan hasilnya bisa mencapai 18,5 juta ton sampai Juni 2021. Berarti stok akhir kita di 2021 menyampai 8-9 juta ton," katanya.

Sementara itu, Wakil Dirut Perum Bulog, Gatot Trihargo mengatakan bahwa pihaknya sudah menyiapkan gudang-gudang beras di beberapa provinsi untuk menyerap hasil produksi di musim tanam Maret tahun depan. Persiapan itu bahkan sudah dimulai dengan menampung beras-beras hasil musim tanam di tahun 2020.

Baca Juga: Teten Masduki Bersedih, Cita-Cita Indah Bersama Subiakto Belum Terwujud

"Masa panen raya di bulan Maret mendatang sudah kita pergitungkan, dimana bulog akan melakukan penyerapan hasil produksi petani. Yang pasti kami akan melakukan koordinasi dengan Kementerian Pertanian," kata Gatot.

Perum Bulog akan mengupayakan penyediaan bansos beras untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat miskin. "Kita sedang upayakan bantuan sosial beras di 2021. ini program bagus karena bisa menyerap gabah lebih banyak lagi," ujarnya.***

 

Editor: Zein Khafh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah