KARAWANGPOST - Pemerintah Republik Indonesia diminta untuk mengevaluasi strategi penanganan kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) di Papua.
Anggota Komisi I DPR RI Sukamta mengungkapkan, Terhitung sejak Januari 2021 sudah ada empat anggota TNI dari Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 400/Banteng Raiders telah gugur, padahal Yonif tersebut termasuk satuan khusus TNI yang handal.
Tewasnya seorang prajurit TNI Prada Ginanjar Arianda saat kontak bersenjata antara TNI dan KKSB di Distrik Sugaja, Kabupaten Intan Jaya, pada Senin 15 Februari 2021 lalu, perlu menjadi sorotan.
Baca Juga: Tanihub 4.0 Sistem Pemasaran Produk Pertanian Petani Milenial
"Pemerintah semestinya segera melakukan evaluasi strategi penyelesaian masalah di Papua sehingga tidak ada lagi korban jiwa dari TNI dan rakyat sipil," terang Sukamta dalam keterangan pers dikutip dari Parlementaria, Kamis 18 Februari 2021.
Pemerintah saat ini belum mampu mengatasi KKSB di Papua, padahal sebelumnya Indonesia pernah menangani konflik horizontal seperti konflik GAM di Aceh, ancaman kelompok teroris Santoso di Poso.
Sikap pemerintah tidak boleh lemah dalam menangani kelompok KKSB yang mengakibatkan instabilitas keamanan di Papua.
Baca Juga: Tanihub 4.0 Sistem Pemasaran Produk Pertanian Petani Milenial
Berharap untuk kedepannya pemerintah juga bisa mengatasi hingga sampai akar permasalahannya seperti ketidakadilan, perasaan terdiskriminasi, dan ketertinggalan. Tanpa menciptakan keadilan dan kesejahteraan sosial, potensi gejolak konflik di Papua akan terus terjadi.
"Kalau banyak prajurit TNI yang terus berguguran, berarti strategi yang digunakan pemerintah saat ini belum tepat sehingga perlu segera dievaluasi. Sepertinya, perlu diselesaikan dengan operasi terpadu yang libatkan kekuatan pasukan khusus TNI dan Polri," jelas Sukamta.***