KARAWANGPOST - Dedi Mulyadi berharap Politeknik KP Karawang mampu membuat kapal untuk para nelayan dengan harga terendah.
Tim Kunspek Komisi IV DPR RI melakukan kunjungan ke Politeknik Kelautan dan Perikanan Karawang yang dipimpin langsung oleh Wakil Ketua Komisi IV Dedi Mulyadi, Jumat 4 Juni 2021.
Selama ini teknologi masih menjadi masalah bersama, baik itu di bidang perikanan, kelautan, dan pertanian yang menyebabkan berbagai sektor dibidang tersebut belum berkembang.
Baca Juga: Hasil Laga Uji Coba Jelang Euro: Italia Pecundangi Repubik Ceko 4-0 dan Spanyol Vs Portugal Bermain Imbang
Selain harus produktif Politeknik KP Karawang juga harus memperhatikan teknologi yang memang dibutuhkan market.
"Saya juga harap ke depan di politeknik ini juga ada jurusan perkapalan yang membuat kapal untuk nelayan, dari mulai harga terendah sampai harga tertinggi," ucap Dedi.
Kementerian KKP perlu membuat peta seluruh Indonesia baik itu untuk pendirian Politeknik KP maupun mahasiswanya. Untuk Politeknik sendiri, harus dibuat yang langsung akses ke pantai atau di daerah penghasil perikanan air tawar.
Baca Juga: Update Covid-19 di Karawang Jumat 4 Juni, Terjadi Penambahan Hingga 19.778 kasus, 232 Orang Masih Dirawat
Kemudian untuk mahasiswanya sendiri juga harus dipetakan, dari mana saja. Misalnya, untuk Politeknik Karawang yang berlokasi di Provinsi Jawa Barat, perlu menjangkau seperti daerah Indramayu, Cirebon, Sukabumi dan lainnya.
"Minimal ada satu perwakilan dari tiap daerah yang kuliah di Politeknik KP untuk meng-cover teknologi, dimana mereka menjadi pelopor perubahan berbudidaya," jelas Dedi Mulyadi.
Menurut Dedi Mulyadi, sebenarnya perikanan dan pertanian bisa disatukan seperti teknologi Minapadi, di mana sistem ini mengadopsi dua nilai.
Baca Juga: Tipe Kepribadian Manusia ala Hippocrates, Simak Penjelasannya
Pertama nilai perikanan yang melahirkan sumber daya pupuk dan kedua nilai pertanian yang menghasilkan sumber daya pangan. Jadi, ikan itu mengambil pangan dari pertanian, pertanian disubsidi pupuk dari perikanan
Produk pertanian dan perikanan saat ini sudah mulai terancam di pasaran. Dikarenakan produknya banyak mengandung unsur-unsur kimiawi terlalu tinggi dan tidak ramah lingkungan serta kesehatan, sehingga dianggap tidak kompetitif dari segi kualitas.
"Paradigma seperti ini harus segera dijawab oleh kita, mengembalikan peternakan memiliki dasar pertanian, pertanian memiliki dasar peternakan, kelautan dan kehutanan juga sama. Sehingga menjadi suatu siklus pertanian, peternakan, dan kelautan yang ramah terhadap lingkungan dan kesehatan,” ujar Dedi Mulyadi.***