Apa Itu Kebugaran? Simak Penjelasannya

27 November 2021, 03:13 WIB
Ilutrasi - Bersiap melakukan kebugaran tubuh /karawangpost/Pexels/Andrea Piacquadio

KARAWANGPOST - Dewasa ini, banyak orang yang telah berolahraga, baik yang dilakukan di rumah, jalan-jalan atau di pusat kebugaran sekalipun.

Tapi, sedikit sekali yang mengetahui apakah olahraga yang dilakukan telah membawa kebugaran bagi tubuh. Olah raga, dalam kacamata kesehatan menjadi sangat penting karena perannya dalam upaya peningkatan kondisi badan yang seha, karena relatif lebih cost-effective dan membawa dampak yang lebih besar lagi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Kebugaran jasmani secara definisi, adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas pekerjaannya sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti dan masih mempunyai cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggang serta untuk keperluan mendadak.

Baca Juga: Destinasi Wisata Alam Pantai Pasir Putih Cilamaya Karawang

Kebugaran jasmani adalah Physical Fitness. Physic artinya kondisi fisik dan fitness artinya kecocokan, keserasian serta secara lebih jauh lagi kemampuan tubuh kita untuk beradaptasi, menjaga keseimbangan proses faali dan biokimiawi tubuh dalam keadaan stres berat termasuk kerja fisik.

Kebugaran jasmani dapat dibagi menjadi 3 kategori, yaitu kebugaran jasmani yang statis, dinamis dan keterampilan motorik.

Kebugaran jasmani statis artinya ketidakadaan atau keadaan terbebas dari kecacatan atau penyakit. Sedangkan, kebugaran jasmani dinamis atau fungsional artinya kemampuan untuk melakukan pekerjaan fisik yang berat.

Baca Juga: Destinasi Wisata Alam Kebun Teh Ciater di Subang, Cocok Jadi Tempat Bersantai Bersama Keluarga

Sementara itu kebugaran jasmani keterampilan motorik adalah kemampuan untuk melakukan gerakan koordinasi yang kompleks.

Selain pengategorian di atas, kebugaran jasmani meliputi komponen-komponen seperti daya tahan jantung-paru, kekuatan otot, daya tahan otot, kelenturan, berat badan seimbang, daya ledak otot, kecepatan, kelincahan, koordinasi, dan keseimbangan.

Kebugaran jasmani dapat diukur secara kuantitatif dengan beberapa metode. Memperhatikan komponen kebugaran jasmani, maka telah dikembangkan pula beberapa jenis pengukuran untuk mengetahui daya tahan jantung-paru, kekuatan, daya tahan dan kelenturan otot dan sebagainya.

Baca Juga: Destinasi Wisata Alam Curug Ciomas Bogor

Mengingat jenis latihan yang ditawarkan pada pusat kebugaran lebih banyak berupa latihan aerobik, dan berkaitan erat dengan berdasarkan daya tahan jantung-paru (cardiorespiratory endurance).

Daya tahan jantung-paru paling baik dinilai dengan mengukur VO2 maksimal, yaitu ambilan oksigen maksimun seseorang selama latihan fisik dengan bernafas udara biasa pada ketinggian permukaan laut.

Di samping ketinggian, faktor lain yang memengaruhi adalah genetik, jenis kelamin, umur, ukuran dan komposisi tubuh, keadaan latihan, model latihan dan curah jantung maksimum.

Baca Juga: Destinasi Wisata Situ Cibayat Karawang

Faktor genetik diperkirakan mempunyai pengaruh sekira 20-30%, faktor latihan sekira 10- 20%, sedangkan perbedaan antara pria dan wanita berkisar antara 20-30%.

Berdasarkan usia, puncak nilai VO2 maks adalah pada usia 18-20 tahun. Dengan bertambahnya usia akan semakin rendah nilai VO2 maks-nya.

Dengan demikian dalam menentukan tingkat kebugaran seseorang, faktor-faktor di atas harus mendapat perhatian. salah satu metode yang digunakan adalah tes "Astrand" dengan ergometer sepeda.

Baca Juga: Destinasi Wisata Taman Matahari Puncak Bogor, Nikmati Sensasi Terbang di Tepi Langit

Tentu disarankan bagi pengelola pusat kebugaran untuk melakukan tes di atas pada saat sebelum, selama, dan sesudah sehingga setiap peserta program dapat mengevaluasi kondisi masing-masing apakah sudah mengalami peningkatan atau belum.

Bila sudah, seberapa besar sehingga dapat direncanakan program latihan yang sesuai dengan kebutuhan tiap peserta.

Dalam menyusun dan melakukan program latihan, kita perlu memperhatikan prinsip penambahan beban (overload principle), seperti yang diutarakan oleh Fox.

Baca Juga: Destinasi Wisata Kebon Jatidipala Karawang, Menikmati Ruang Terbuka Hijau di Perdesaan

Artinya, program latihan membuat otot dan organ-organ lain seperti jantung dan paru-paru dapat beradaptasi dan mencapai kemampuan pembentukan energi yang lebih besar.

Prinsip ini diterapkan pada frekuensi, intensitas, tempo dan tipe latihan (disingkat FITT). Berdasarkan seringnya latihan, maka perlu dimulai minimal 3 kali seminggu atau secara lebih mudah adalah selang-seling dilakukan dengan interval 1 hari istirahat.

Dengan berjalannya waktu, frekuensi latihan bisa ditingkatkan sampai mencapai 5-6 kali per minggu. Intesitas latihan menandakan beratnya program latihan.

Baca Juga: Destinasi Desa Wisata Alam Wangunharja di Subang, Asyiknya Menikmati Indahnya Suasana Pedesaan

Dalam latihan aerobik yang ditawarkan, intensitas latihan sebaiknya mencapai 50-85% dari latihan maksimum. Latihan maksimum adalah latihan yang menimbulkan peningkatan denyut jantung mencapai (200/220) dikurang umur.

Artinya, pada saat mengawali program maka latihan sebaknya hanya dilakukan pada intensitas minimal (50-60%), kemudian secara bertahap ditingkatkan.

Berdasarkan tempo atau durasi latihan, maka lama mengikuti program latihan minimal sekira 8 minggu, dan lama melakukan latihan dilaksanakan selama sekira 30 menit.

Baca Juga: Destinasi Wisata Sejarah Vihara Sian Djin Ku Poh Karawang

Tipe latihan pada setiap kali melakukan latihan adalah 25 latihan cepat dan 5 menit latihan lambat di antaranya.

Pada tipe latihan lambat maka latihan dilakukan terus-menerus 30 menit sampai dengan 1 jam atau bahkan bisa lebih, disesuaikan dengan kondisi individu peserta program.

Dari keterangan di atas bisa disimpulkan bahwa selain prinsip penambahan beban, maka kondisi tubuh anda sendiri yang akan memprogram latihan anda.

Dengan adanya kepekaan anda terhadap tubuh anda sendiri, yang dilambangkan dengan rasa lelah, maka akan dicegah apa yang disebut dengan over-training.***

Editor: M Haidar

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler