BI Cetak Uang Besar-Besaran Hingga Rp300 Triliun karena Negara Kritis, Benarkah? Cek Faktanya..!

- 28 Januari 2021, 10:28 WIB
Ilustrasi uang.
Ilustrasi uang. /Gusnadi Iskandar/Getty Images/iStockphoto

KARAWANGPOST - Nama Bank Indonesia dicatut terakit pencetakan uang besar-besaran hingga mencapai Rp300 Triliun, karena negara dalam keadaan kritis. Itu muncul dalam sebuah unggahan yang beredar di media sosial.

Dilansir dari Antara, unggahan pada 20 Januari 2021 itu menyebutkan kalau negara akan menghadapi resesi dan inflasi besar.

Baca Juga: 12.000 Vaksin COVID-19 Tiba di Bekasi, Tahap Pertama Vaksinasi Prioritas Tenaga Kesehatan

Akun tersebut juga menyertakan tautan artikel yang menyatakan BI mencetak uang Rp300 triliun.

Berikut narasinya:
"*NAH, SDH KITA PREDIKSI 4-6 BULAN LALU. AKHIRNYA BOBOL JUGA, GAK KUAT NAHAN KESULITAN KEUANGAN. CARI HUTANGAN SUDAH MULAI SUSAH. NEGARA2, PIHAK KETIGA MULAI TIDAK PERCAYA. DANA MASYARAKAT BANYAK YG SDH DITARIK DR BANK. APA LAGI, SELAIN CETAK UANG ?! SIAP2 RESESI & INFLASI BESAR2 AN ! HINDARI RIBA & RESIKO : RESESI, INFLASI, MANIPULASI ! ANTISIPASI SEGERA : AMBIL ALIH KELOLA SIMPANAN & KAS MASJID/ORGANISASI UTK DIRI KITA, KELUARGA & UMMAT YG MANFAAT & PRODUKTIF : BERDAGANG, BERTANI, BETERNAK, EMAS/DINAR, PERAK/DIRHAM, WAKAF, INFAQ, ZAKAT, SHODAQOH

**BI Cetak Uang Rp 300 Triliun*"

Baca Juga: Hati-Hati, Ada Akun Facebook Mencatut Nama Bupati Purwakarta

Bukan hanya kabar pencetakan uang, Bank Indonesia juga disebut-sebut di media sosial terkena lockdown oleh Bank For International Settlements (BIS), karena mencetak uang sebesar Rp680 triliun yang tidak mendapatkan izin edar dari BIS.

Lockdown dari BIS itu mengakibatkan BI tidak dapat melakukan transaksi keuangan internasional dan terjadi pemutusan hubungan perdagangan dengan RI.

Lalu, benarkah Bank Indonesia mencetak uang hingga Rp300 triliun karena resesi?

Baca Juga: Olah TKP Kasus Video Asusila Gisel dan MYD Digelar Pekan Depan di Medan

Berdasarkan siaran pers Bank Indonesia disebutkan kalau kedua kabar tersebut adalah hoax.

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono mengatakan kabar yang mencatut Bank Indonesia mencetak uang sebesar Rp300 triliun karena negara kritis adalah berita yang tidak benar dan tidak didukung oleh data, fakta dan infromasi valid.

"Tugas BI dalam mencetak uang dilakukan di bawah amanat undang-undang dengan berbagai pertimbangan seperti kebutuhan likuiditas perekonomian, mengganti uang lusuh, dan lainnya. Jadi tidak bisa dilakukan tanpa perhitungan karena akan membahayakan perekonomian," demikian penjelasannya.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta Kamis 28 Januari, Tiga Laki-Laki Penyayang Andin Ungkap Pembunuhu Roy, Elsa Cemas

Kemudian mengenai kabar BI terkena lockdown oleh Bank For International Settlements (BIS), itu juga merupakan kabar yang tidak kredibel, menyesatkan, dan bertujuan membuat keresahan masyarakat.

Erwin mengatakan BIS tidak memiliki tugas terkait dengan pengedaran uang di bank sentral dan/atau otoritas moneter negara anggotanya. Pencetakan dan peredaran mata uang adalah wewenang masing-masing negara dan tidak perlu meminta izin BIS.

"BI memiliki hubungan yg baik dan senantiasa berkomunikasi dengan BIS. Jadi BIS tidak pernah melakukan freezing transaksi dengan BI," katanya.***

Editor: Ali Hasan

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x