Angga Sasongko Tegas Membatalkan Penayangan Film Nussa dan Rara di Televisi 

- 6 September 2021, 14:00 WIB
Film Nusa dan Rara
Film Nusa dan Rara /Instagram/@nussaofficial/

KARAWANGPOST - Baru-baru ini salah satu artis keluar dari penjara setelah 5 tahun mendekam di jeruji besi.  Penyambutan artis Saiful Jamil ini mendapat kecaman dari berabagai pihak. 
 
Banyak sesama artis yang memprotes perlakuan istimewa yang dilakukan untuk Saiful Jamil, bukan hanya itu pertelevisian Indonesiapun menjadi bahan perbincangan yang sangat panas oleh masyarakat Indonesia. 
 
Penyambutan meriah atas kebebasan mantan narapidana kasus pedofilia, Saipul Jamil, menuai kontra di masyarakat. 
 
 
Ditambah lagi dengan munculnya Saipul Jamil dalam sebuah acara talkshow salah satu stasiun televisi nasional, membuat masyarakat kian geram.
 
Sutradara kondang, Angga Sasongko, mengambil sikap tegasnya terhadap penayangan artis Saipul Jamil di televisi.
 
Dirinya memutuskan untuk membatalkan kerja sama penayangan film besutannya, Keluarga Cemara dan Nusa dengan televisi. 
 
 
Dia melakuakn itu lantaran pihak televisi mengundang Saipul Jamil yang baru saja bebas dari penjara dengan kasus kekerasan seksual.
 
Teriakan boikot Saipul Jamil di televisi pun kian kencang. Bahkan, telah ada petisi boikot Saiful Jamil yang kini sudah ditandatangani hingga 300 ribu orang. 
 
Angga dengan tegas menghentikan pembicaraan kesepakatan distribusi film Nussa dan Keluarga Cemara dengan televisi terkait. 
 
 
Hal itu dilakukan karena stasiun televisi itu dianggap tidak menghormati korban dalam kasus tersebut.
 
Sikap Angga yang menolak Saipul Jamil dan memberhentikan distribusi filmnya di televisi diketahui setelah mencuitkan beberapa tulisan di akun Twitternya, @anggasasongko, Minggu 5 September 2021.
 
“Menyikapi hadirnya Saipul Jamil di televisi dengan cara yang tidak menghormati korban, maka kami memberhentikan semua pembicaraan kesepakatan distribusi film Nussa & Keluarga Cemara dengan stasiun TV terkait karena tidak berbagi nilai yang sama dengan karya kami yang ramah anak,” tulis Angga dalam akun Twitter-nya.
 
 
“Pemberitahuan ini dimaksudkan untuk mendukung gerakan yang melawan dirayakannya pelaku kekerasan seksual pada anak di media-media, serta menjadi kesadaran bersama pentingnya media-media yang menghargai anak-anak kita,” tulisnya lagi.
 
Sikap tegas ini bukan hanya berlaku pada satu stasiun televisi nasional itu saja, melainkan untuk semua stasiun televisi jika ikut melakukan hal serupa.
 
“Pemberhentian pembicaraan kesepakatan ini berlaku tidak hanya kepada stasiun TV yang sudah menayangkan, tapi juga stasiun TV lain yang nantinya melakukan tayangan serupa. Demikian pernyataan sikap kami. Terima kasih,” tulisnya.
 
 
“Televisi. Modal utama televisi selama ini bukanlah kontennya, pembawa acaranya, atau modal besarnya. Modal utama televisi adalah: FREKUENSI. Frekuensi yang sejatinya MILIK PUBLIK.” Sambungnya.
 
Sikap tegas Angga ini di akun Twitternya mendapat banyak dukungan dari warganet. 
 
“Itu bagus. Pelaku pelecehan seksual tidak boleh dikasih panggung & kesempatan tampil di TV kecuali acara berita kriminal. Untuk melihat mukanya, korban yg pernah mengalami pelecehan bisa traumatis, apalagi melihat pelaku bernyanyi, tersenyum, dan tertawa?
Itu mengerikan sih." Tulis @rudigunawanx
 
“Nih manuver layak dan patut dicontoh. Action nggak ngemeng aja. Hats off mas Angga,” sambung pemilik akun @ombrosfar.***

Editor: M Haidar

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah