Aktivitas Penambangan di Karawang Selatan Gunakan Alat Peledak

- 6 September 2021, 09:48 WIB
Dedi Mulyadi saat dilokasi pertambangan batu belah Tegalwaru Karawang
Dedi Mulyadi saat dilokasi pertambangan batu belah Tegalwaru Karawang /YouTube/Kang Dedi Mulyadi/

KARAWANGPOST - Aktivitas pertambangan di kaki Gunung Sanggabuana, tepatnya di Desa Cintalanggeng, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang sempat gunakan alat peledak.
 
Hal itu diungkapkan oleh Anggota Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi saat melakukan sidak ke kawasan pertambangan tersebut.
 
Dilihat dari video yang diunggah pada kanal YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel, Dedi mengunjungi kawasan penambangan milik PT Atlasindo yang dulu sempat ditutup.
 
 
Namun berdasarkan informasi yang Dedi dapatkan, aktivitas pertambangan di perusahaan tersebut masih berjalan dan belum mendapatkan izin resmi. Saat melakukan sidak, sayangnya Dedi tidak bisa menemui pengelola perusahaan.
 
Dedi hanya memperoleh seputar kegiatan pertambang di kawasan tersebut dari para buruh tambang yang berada di sana.
 
Saat menghampiri lokasi utama penambangan, Dedi mendapati para buruh tambang yang sedang memuat batu hasil tambang ke sebuah mobil.
 
 
Para buruh tersebut memuat batu hasil tambang hanya menggunakan tangan, Dedi menanyakan kemana mesin yang biasa digunakan.
 
"Kuat ku leungeun atuh, kamana mesinna (Kenapa pakai tangan, kemana mesinnya)," tanya Dedi.
 
Para buruh mengatakan bahwa pembelahan batu di pertambangan tersebut, kini menggunakan metode manual. Kemudian salah satu buruh menyinggung soal izin perusahaan yang belum dikeluarkan hingga saat ini.
 
 
"Pan izinna teu acan normal, teu acan kaluar ieu teh pa (kan izinnya belum normal, belum keluar ini pa)," ucap salah satu buruh tambang.
 
Dedi memastikan bahwa memang aktivitas pertambangan tersebut belum memperoleh izin.
 
Bahkan Dedi mengatakan, kegiatan penambangan di kawasan tersebut menggunakan alat peledak, dan buruh tambang hanya bertugas membelah batu hasil dari peledakan tersebut.
 
 
"Dulu ini diledakkan, dia ngebelahin (batu) (oleh) rakyat di bawah, biasanya (rakyat) kebagian sisirihannana (serpihan batu)," ungkap Dedi.
 
Aktivitas pertambangan yang semula menggunakan alat peledak itu, kini hanya mengandalkan tenaga buruh tambang.
 
Para buruh tambang membelah batu-batu besar tersebut dengan metode manual dan hanya menggunakan alat seadanya.***

Editor: M Haidar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x