Rebo Wekasan dan Hari Sial, Ini Penjelasan NU

- 6 Oktober 2021, 07:17 WIB
Ilustrasi Salat sunah di hari Rebo Wekasan
Ilustrasi Salat sunah di hari Rebo Wekasan /Pexels RODNAE Productions

KH Muhammad Djamaluddin Ahmad menganjurkan agar setiap rakaat setelah al-Fatihah, dibaca surat al-Kautsar 17 kali. Lalu, diikuti surat al-Ikhlash 5 kali, surat al-Falaq dan surat an-Naas masing-masing sekali.

Baca Juga: Status PPKM Karawang Naik dari Level 2 Jadi Level 3, Vaksinasi Lansia Belum Optimal

Pengasuh Pesantren al-Wardiyah Tambakberas Jombang KH Abdul Kholik Mustaqim menyampaikan, ada tiga pandangan terhadap Rebo Wekasan.

Pertama, tidak ada nash hadits khusus untuk akhir Rabu bulan Safar, yang ada hanya nash hadits dla’if yang menjelaskan bahwa setiap hari Rabu terakhir dari setiap bulan adalah hari naas atau sial yang terus menerus. Hadits dla’if ini tidak bisa dibuat pijakan kepercayaan.

Baca Juga: Republik Molossia, Negara yang Hanya Memiliki Tujuh Penduduk

Kedua, tidak ada anjuran ibadah khusus dari syara’. Ada anjuran dari sebagian ulama tasawuf namun landasannya belum bisa dikategorikan hujjah secara syar’i.

Ketiga, tidak boleh melaksanakan amalan khusus atau salat Rebo Wekasan, kecuali hanya sebatas salat hajat lidaf’il bala’ al-makhuf (untuk menolak bala yang dihawatirkan) atau nafilah mutlaqoh (salat sunah mutlak) sebagaimana diperbolehkan oleh Syara’. Sebab hikmahnya adalah agar kita bisa semakin mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala.***

Halaman:

Editor: Ali Hasan

Sumber: nu.or.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah