Ritual Memanggil Hujan di India, Enam Gadis Kecil Diarak Keliling Desa

8 September 2021, 20:57 WIB
Ilustrasi: Ritual Memanggil Hujan di India /Karawangpost/pexels: Prabhala Raghuvir

KARAWANGPOST - Sebuah desa Baniya negara bagian Madhya Pradesh Tengah, India yang dilanda kekeringan mengadakan ritual memanggil hujan.

Ritual tersebut dipercaya oleh penduduk setempat untuk "menyenangkan dewa hujan" atau memanggil hujan.

Ritual itu juga dilakukan dengan menggunakan gadis-gadis kecil yang masih di bawah umur untuk dilucuti dan diarak keliling desa.

Baca Juga: Anggaran Fantastis Pengadaan Majalah Pemkab Karawang Satu Tahun Rp700 Juta Lebih

Kegiatan mengarak gadis keliling desa bertujuan untuk meminta hujan dan membawa kelegaan dari kondisi kekeringan yang dialami.

Dalam melakukan ritual para gadis dilaporkan dipaksa berjalan tanpa mengenakan busana sambil membawa alat berat di pundak mereka.

Tidak hanya itu, para gadis mengunjungi pintu ke pintu rumah warga untuk meminta tepung, kacang-kacangan, sereal, dan panganan lainnya.

Baca Juga: Korban Meninggal Akibat Keracunan Makanan di Karawang Bertambah, Puluhan Orang Masih Dirawat

Nantinya sesembahan tersebut akan disumbangkan ke dapur komunitas yang didirikan di dekat kuil.

The National Commision for Protection of Child Rights (NCPCR) atau Komisi Nasional Perlindungan Hak Anak yang didirikan sebagai otoritas hak anak tertinggi di India meminta laporan administrasi distrik Damoh, tempat desa tersebut.

Inspektur polisi Damoh DR Teniwar memberikan pernyataan kepada kantor berita Press Trust of India (PTI) bahwa saat ini polisi sedang menyelidiki acara ritual tersebut.

Baca Juga: Karawang Terapkan PPKM Level 2, Pembelajaran Tatap Muka Segera Dimulai

Setelah mendapat laporan pihak berwajib akan mengambil tindakan tegas jika ditemukan fakta bahwa "gadis-gadis tersebut dipaksa untuk telanjang".

Kolektor distrik S Krishna Chaitnya menjelaskan bahwa orang tua gadis-gadis tersebut juga terlibat dalam ritual tersebut dan tidak ada penduduk setempat yang mengajukan keberatan atas ritual tersebut.

Dalam kasus seperti ini, pemerintah hanya bisa membuat penduduk desa sadar tentang takhayul yang mereka yakini adalah bentuk kesia-siaan.

Baca Juga: Akses Tol Karawang Timur Dibiarkan Rusak Bertahun-tahun, Pemandangannya Semrawut Tak Tertata 

"Pemerintah juga berusaha membuat penduduk desa mengerti bahwa kegaitan yang mereka lakukan tidak memberikan hasil yang diinginkan," kata S Krishna Chaitnya.

Pada tahun 2017, terjadi pernikahan gay sebagai ritual untuk "menenangkan dewa hujan".

Pada tahun 2018 negara Madhya Pradesh juga pernah melakukan ritual aneh yakni "menikahkan" dua katak dengan harapan akan turun hujan di wilayah tersebut dan dihadiri oleh Menteri Negara Pembinaan Perempuan dan Anak.***

Editor: Zein Khafh

Tags

Terkini

Terpopuler