Hari Kesadaran Nasional: Isi Lengkap Surat Terbuka untuk Nadiem Makarim

17 September 2021, 09:47 WIB
Ilustrasi menulis surat /Pexels/cottonbro

KARAWANGPOST - Hari Kesadaran Nasional (HKN) diperingati pada tanggal 17 setiap bulan. Lembaga pemerintah, baik pusat maupun daerah akan melaksanakan upacara bendera mengenakan seragam Korpri (Korps Pegawai Republik Indonesia).

Hari peringatan tersebut memiliki makna yaitu memantapkan kualitas pengabdian serta meningkatkan kecintaan abdi negara kepada bangsa dan negara.

Jelang Hari Kesadaran Nasional, media sosial diramaikan oleh beredarnya surat terbuka dari salah satu pengguna facebook pada Selasa, 14 September 2021 yang ditujukan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim.

Baca Juga: Viral di Facebook, Surat Terbuka untuk Menteri Nadiem Makarim

Surat itu ditulis oleh Novia Khassifa, seorang pengawas ujian Program Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di SMKN 1 Praya.

Isi surat tersebut merepresentasikan bahwa pemerintah Indonesia nyatanya belum sadar akan kesejahteraan rakyatnya, khususnya bagi guru honorer.

Dalam suratnya, Novia berbagi kisah pengalaman melihat salah satu peserta ujian PPPK, seorang guru laki-laki yang sudah tua, namun tetap semangat mengabdi memberikan pendidikan kepada anak didiknya sembari mengenakan sepatu dengan kondisi yang sudah rusak dan tidak layak pakai.

Baca Juga: Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 21, Kamu Tinggal Klik Link Pendaftarannya

Gaji yang dibawah standar dan gagal dalam seleksi ujian PPPK, membuat guru tersebut harus mencari penghasilan tambahan dengan bekerja serabutan.

Unggahannya pun sontak mendapat banyak respons positif dan dukungan dari pengguna media sosial lainnya.

Baca Juga: Kim Seon-Ho Pakai Seragam ASN, Netizen: Serasa Bisa Digapai

Berikut isi lengkap surat terbuka untuk Nadiem Makarim yang ditulis oleh Novia Khassifa:

Yang terhormat,
Mas menteri
Nadiem Makarim

Tak adakah rasa ngilu di dalam dada mas menteri melihat sepatu tua yang lusuh ini?

Memang benar sepatu tua ini terlihat bermerek, tetapi tahukan ini hanya sepatu loak apkiran.

Sepatu tua lusuh Facebook Bintu Nahl

Tahukah Mas menteri,
Sepatu ini telah dipakai bertahun-tahun lamanya oleh si empunya.

Seorang bapak dengan pakaian putih lusuh dan celana hitam yang warnanya sudah tak hitam lagi karena pudar.

Mendekati usia senja masih setia mengajari anak-anak di pelosok negeri ini membaca dan mengeja.

Baca Juga: Rahasia Salat Dhuha, Ini Manfaat dan Keutamaannya

Di saat putus pengharapan untuk mendapatkan hidup yang lebih layak. Beliau tetap semangat. Tak sekedar mengajar tetapi mendidik.

Gaji di bawah lima ratus ribu sungguh tak cukup untuk makan sebulan. Apalagi untuk membeli sepatu.

Terpaksa di saat pulang mengajar beliau mencari pendapatan tambahan sebagai pekerja serabutan.

Baca Juga: Ayah Taqy Malik Berani Sumpah Pocong, Bantah Tuduhan Marlina Octaria

Tahun ini mas menteri memberikan secercah harapan untuk beliau. Program PPPK untuk memberikan harapan kehidupan yang lebih layak.

Tetapi tahukah mas menteri? soal-soal yang mas menteri berikan hanya teori belaka saja. Tak sebanding dengan praktik pengabdian berpuluh-puluh tahun lamanya.

Soal-soal yang membuat beliau terseok-seok ketika memegang mouse dan membuat kepalanya pening.

Baca Juga: One Piece Libur Oda Sensei Memberi Clue Yamato The Next Nakama

Akhirnya, PASSING GRADE pun tak diraih. Pecahlah tangis beliau di dalam hati. Terlihat jelas ketika nilai-nilai itu terpampang di layar monitor. Beliau terdiam seribu bahasa.

Entahlah, apa yang dipikirkan. Melihatnya sayapun ikut terisak.

Memang benar beliau tak secerdas, sejenius, sekreatif mas menteri. Tetapi beliaulah yang menjadi pelita di tengah gulita buta aksara di pelosok negeri.

Memang benar beliau tak pandai teknologi, tetapi tanpa teknologi beliau mampu membuat anak-anak negeri ini merangkai kata dari A hingga Z. Berhitung hal-hal dasar untuk memahami hidup.

Baca Juga: Polisi Tangkap Komplotan Penggelapan 40 Mobil, Aksinya Dilakukan Sampai Karawang

Memang benar para muridnya sebagian besar menjadi TKI dan TKW. Tapi tahukah mas menteri, bukankah mereka juga merupakan pahlawan penghasil devisa negara tercinta ini?

Beliau mempunyai andil yang besar dalam membangun negeri tercinta ini.

Sudi kiranya mas menteri memberikan keringanan untuk melihat beliau bisa menikmati masa tua dengan sepatu dan kehidupan yang layak.

Tak usah diperumit.

Jika tidak ada kebijakan untuk mengangkat derajat mereka, setidaknya di surga besok sepatu ini akan menjadi saksi bahwa ilmu yang beliau ajarkan sangat bermanfaat untuk keberlangsungan umat.

Dari saya,
Novi Khassifa
Pengawas ruang PPPK
TUK SMKN 1 PRAYA
Ditulis dengan berurai air mata
***

Editor: Ali Hasan

Tags

Terkini

Terpopuler