Menag Beri 12 Catatan Perbaikan Pelayanan Ibadah Haji

- 15 Juli 2022, 06:00 WIB
Menteri Agama  Yaqut Cholil Qoumas
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas /dok.foto/Kemenag RI



KARAWANGPOST - Penyelenggaraan ibadah haji 1443 H/2022 M dinilai sudah berjalan maksimal. Apalagi, persiapan yang dilakukan juga hanya sekitar dua bulan.

Hal tersebut disampaikan Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas saat menggelar evaluasi pelaksanaan ibadah haji pada Kamis 14 Juli 2022.

"Dengan dua bulan waktu persiapan, apa yang dilakukan petugas sudah sangat maksimal dalam melayani jemaah haji," jelas Menag Yaqut dalam keterangannya.

Kepastian kuota haji Indonesia diumumkan pada pertengahan April 2022. Sementara pemberangkatan jemaah haji Indonesia mulai pada 4 Juni 2022.

Baca Juga: Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa Mengundurkan Diri melalui Email

Dalam waktu persiapan yang sangat pendek para petugas mampu menyiapkan sejumlah peningkatan layanan. Misalnya, katering yang semula hanya dua kali, tahun ini diberikan tiga kali makan.

Hotel di Madinah tetap bisa di kawasan markaziyah dengan kualitas minimal setaraf hotel bintang tiga. Demikian juga di Makkah, hotel setaraf bintang tiga. Layanan bus shalawat juga berjalan 24 jam melayani jemaah dari hotel ke Masjidil Haram, pergi pulang.

Kendati demikian, Menag mengaku masih ada ruang untuk melakukan peningkatan layanan. Dia juga mengaku telah mencatat sejumlah perbaikan yang perlu dilakukan di masa yang akan datang.

Baca Juga: Twitter Offline Selama Hampir Satu Jam

Misalnya, perumusan mitigasi setiap potensi persoalan, terutama di Arafah dan Mina, secara lebih detail dan operasional.

"Tahun ini tidak ada isu listrik di Arafah, tapi ada peristiwa listrik padam di terowongan Mina. Alhamdulillah, tidak ada korban," ujarnya.

Perbaikan lainnya pada aspek pembimbing ibadah. Ke depan, pembimbing ibadah harus menguasai ilmu fikih haji secara mumpuni.

Baca Juga: Adu Mulut Donald Trump vs Elon Musk

"Ini akan kita dorong melalui program sertifikasi pembimbing ibadah haji," ucapnya.

"Kita juga akan memperbanyak pembimbing ibadah haji perempuan, karena mayoritas jemaah Indonesia adalah perempuan," lanjutnya.

Terkait tenda di Mina, Menag menjelaskan bahwa penentuan lokasinya ditetapkan oleh Lajnatul Ulya Lil Hajj. Lembaga ini diketuai oleh Menteri Dalam Negeri Arab Saudi.

Setelah ditetapkan, lalu dibuatkan peta lokasi, baru diserahkan ke Menetri Haji Arab Saudi untuk dibagikan kepada Syarikah selaku pelaksana masing-masing negara.

Baca Juga: AS dilanda Inflasi, Google, Microsoft dan Meta Hentikan Perekrutan Karyawan Baru

Ada enam Syarikah, yaitu: Syarikah Asia Tenggara, Syarikah Asia Selatan, Syarikah Afrika, Syarikah Arab, Syarikah Eropa, dan Syarikah Iran. Indonesia tergabung dalam Syarikah Asia Tenggara.

"Masing-masing Syarikah itulah yang mempersiapkan layanan kepada jemaah haji selama di Mina, termasuk juga saat di Arafah," jelas Menag.

Menurut Menag, pihaknya pada 11 Juli 2022 telah menggelar rapat evaluasi dengan delegasi Amirul Hajj, membahas evaluasi penyelenggaraan puncak haji Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Rapat berlangsung di Kantor Daerah Kerja Makkah.

Baca Juga: Leeds United Membuat Tawaran Konkret untuk Mengontrak Juan Mata

Rapat evaluasi ini merumuskan sejumlah catatan perbaikan, antara lain:

  1. Pemeriksaan kesehatan jemaah untuk mendeteksi jemaah risiko tinggi sebelum berangkat;
  2. Optimalisasi fungsi televisi hotel dan sosial media untuk sosialisasi;
  3. Pembinaan penyusunan program KBIH;
  4. Penyiapan naskah khutbah wukuf di tenda jemaah;
  5. Mengefektifkan koordinasi petugas haji Indonesia dengan petugas maktab;
  6. Posko haji khusus di hotel terdekat Masjidil Haram dan Nabawi;
  7. Desain baju petugas ditambah identitas negara Indonesia berbahasa Arab;
  8. Memperbanyak toilet wanita di Arafah dan Mina;
  9. Penguatan manasik haji di Tanah Air;
  10. Penyiapan kursi roda dan mobil golf untuk evakuasi jemaah sakit di Mina;
  11. Peningkatan kualitas Pembimbing Ibadah Haji (TPIHI) dengan penguasaan Fiqih haji yang baik
  12. Petugas Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (P3JH) diisi orang dengan pengetahuan medis dan fisik kuat.

Menag Yaqut mengatakan, semua catatan evaluasi ini sudah disampaikan kepada Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq F Al-Rabiah. Biaya masyair yang terlalu tinggi juga telah disampaikan ke Menteri Haji Saudi.

"Kami berdua sepakat untuk meningkatkan kualitas layanan haji yang tahun ini sudah berjalan baik dan akan terus memperbaiki sejumlah kekurangan yang ada," jelasnya.

“Menteri Haji Arab Saudi komitmen untuk merespon masukan kita dan karenanya perlu pembicaraan lebih awal terkait dengan ibadah haji tahun depan,” sambungnya.***

Editor: M Haidar

Sumber: Kemenag


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah