Usung Tema Pelangi dalam Pawai dan Orasi, ITB Tepis Dugaan Kampanye LGBT di Kegiatan Mahasiswa Baru

- 24 Agustus 2023, 01:10 WIB
Kegiatan Talk Show, salah satu kegiatan OSKM mahasiswa baru ITB 2023
Kegiatan Talk Show, salah satu kegiatan OSKM mahasiswa baru ITB 2023 /Karawangpost/

KARAWANGPOST-Orientasi Studi Keluarga Mahasiswa (OSKM) mahasiswa baru 2023 Institut Teknologi Bandung (ITB) di kampus Jatinangor, Sumedang, diwarnai isu tidak sedap.

Isu yang beredar, kegiatan mahasiswa baru tersebut disusupi kampanye LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender).

Dugaan adanya kampanye LGBT dalam kegiatan OSKM itu ramai diperbicangkan di WhatsApp Group (WAG) orang tua mahasiswa (IOM ITB) dan kemudian menyebar ke media sosial lainnya dan menjadi bahan pemberitaan media.

Dari pantauan perbincangan orang tua mahasiswa baru di WAG IOM ITB, sejumlah orang tua mahasiswa mengungkapkan keprihatinannya isu LGBT bisa muncul di sela-sela kegiatan mahasiswa baru.

Baca Juga: Dukung Komunitas Kebersihan di Karawang, Pupuk Kujang Serahkan Bantuan Satu Unit Mobil Pick Up

Mereka mempertanyakan ke pihak rektorat mengapa isu seperti itu bisa masuk di kegiatan mahasiswa baru ITB. Sebagai kampus ternama di Indonesia, isu LGBT tidak sepantasnya bisa lolos di kegiatan mahasiswa baru.

Dugaan kampanye LGBT di kegiatan OSKM mahasiswa baru ITB 2023 disinyalir muncul dari tema 'Pelangi' yang diusung dalam kegiatan OSKM.

Kata-kata 'Pelangi' muncul pada kegiatan hari keempat atau hari terakhir kegiatan OSKM tanggal 19 Agustus 2023, yakni Orasi Pelangi dan Pawai Pelangi.

Sebagian orang tua mahasiswa baru di WAG mengaku khawatir dengan kata 'Pelangi' sebelum isu LGBT ramai diperbicangkan di media sosial. Sebab warna Pelangi yang dijadikan bendera, diidentikan dengan simbol LGBT.

Isu LGBT tidak hanya muncul dari tema 'Pelangi" dalam kegiatan OSKM, tetapi juga muncul dari sebuah kuesioner di google form yang disebar oleh pendukung kegiatan mahasiswa.

Baca Juga: Dua Hari Jelang HUT Kemerdekaan RI, Wapres Maruf Amin Lepas Ekspor Komoditas Pertanian Ke-176 Negara

Dalam kuesioner tersebut, terdapat isian pilihan jenis kelamin. Tidak hanya pilihan pria dan wanita, tetapi terdapat pilihan nonbiner (tidak laki-laki dan juga tidak perempuan)

Selain isu tersebut, kegiatan OSKM juga dinodai dengan isu mahasiswa yang mengikuti kegiatan dibatasi untuk melakukan shalat Magrrib. Isu ini juga membuat WAG IOM ITB dipenuhi dengan perdebatan.

Kegiatan OSKM yang diikuti sekitar 5000 mahasiswa baru ITB sendiri berjalan dengan baik dan lancar tanpa terganggu dengan isu-isu miring tersebut.

Mahasiswa baru jurusan Kimia FMIPA ITB Roro Ayu Kinasih membantah keras adanya kegiatan OSKM yang bernuansa LGBT.

Menurutnya, isu itu sama sekali tidak benar. Sebagai mahasiswa baru, ia menyatakan tidak rela ada pihak-pihak yang dengan sengaja mencoreng nama baik ITB.

Baca Juga: Antisipasi Cuaca Ekstrem Produksi Pertanian Harus Terus Berproduksi

"Nggak ada kampanye LBGT dalam kegiatan OSKM. Orasinya bahkan sangat bagus karena minta mahasiswa harus peduli dengan masyarakat," kata Roro Ayu.

"Sebaiknya semua pihak jangan suudzon (berprasangka buruk) dulu, kasihan kakak-kakak panitia yang sudah bekerja keras," lanjut Roro Ayu.

Roro Ayu Kinasih, mahasiswa baru jurusan Kimia FMIPA ITB
Roro Ayu Kinasih, mahasiswa baru jurusan Kimia FMIPA ITB

Mahasiswa baru jurusan Kimia FMIPA dari jalur prestasi ini juga berpendapat sebaiknya isu-isu yang tidak penting diabaikan saja. Menurutnya masih ada hal lain yang lebih penting seperti masih ada mahasiswa baru yang belum mendapatkan NIM, soal UKT, dan beasiswa KIPK yang belum keluar.

Sementara itu, menanggapi berbagai isu miring yang beredar, Direktur Kemahasiswaan ITB Prasetyo Adhitama menyatakan bahwa isu tidak benar sama sekali.

"Tidak benar ada kampanye LGBT dalam formulir online kegiatan PMB ITB," kata Prasetyo di Bandung, 22 Agustus 2023.

Menurut Prasetyo, formulir online yang mencantumkan pilihan jenis kelamin nonbiner bukan dikeluarkan oleh pihak ITB, tetapi oleh mitra ITB. Saat isu LGBT ramai di media sosial, pihak ITB langsung meminta agar kuesioner dihentikan.

Baca Juga: Ancam Bunuh Pengusaha, Satu Pereman di Karawang Berhasil Dibekuk

Prasetyo juga mengatakan panitia OSKM tidak cermat dalam menggunakan diksi Pelangi. Pawai Pelangi kemudian diganti dengan Pawai Warna-warni.

"Sebenarnya panitia OSKM ingin menggambarkan adanya keberagaman kegiatan dan jurusan-jurusan yang ada di ITB. Kegiatan ini juga sudah menjadi tradisi sejak 2013," lanjut Prasetyo.

Sementara itu, Sekeratis ITB Widjaja Mertokusumo menyampaikan permohonan maaf atas kegaduhan yang ditimbulkan dari isu LGBT dalam kegiatan OSKM mahasiswa baru ITB.

"ITB menyesali atas munculnya beberapa isu yang menjadi sorotan. Untuk itu, ITB menyampaikan permohonan maaf atas segala kerisauan yang terjadi. Dalam hal ini, ITB memandang hal itu sebagai bentuk perhatian dan masukan dari masyarakat," pungkas Widjaya.***

Editor: Gunawan Kus


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah