Wapres Ma'ruf Amin Resmi Luncurkan Aplikasi Marketplace Pertanian

- 29 Maret 2022, 16:06 WIB
Wakil Presiden Ma'ruf Amin
Wakil Presiden Ma'ruf Amin /dok.foto/Humas Pemprov Jabar




KARAWANGPOST - Pemberdayaan petani perlu adanya pemanfaatan teknologi ekosistem digital agar lebih berkembang lagi.

Hal itu diungkapkan Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat meluncurkan aplikasi Lapak Abah dan aplikasi Ojek Desa di Pendopo Purwakarta, Senin 28 Maret 2022.

Lapak Abah merupakan aplikasi marketplace yang khusus menjual produk UMKM. Sementara Ojek Desa juga merupakan aplikasi digital yang dibuat untuk mendistribusikan hasil tani menggunakan ojek ke pelosok yang menembus kendala geografis.

Baca Juga: Jadwal SIM Keliling Karawang Selasa 29 Maret 2022

Kedua aplikasi ini dikembangkan Yayasan Dewa Dewi berkolaborasi dengan Pemda Provinsi Jawa Barat dan Pemda Kabupaten Purwakarta.

"Digitalisasi diharapkan akan semakin menggugah inovasi dan melahirkan bisnis model yang beragam sehingga menumbuhkan berbagai aktivitas ekonomi di tengah kendala-kendala tradisional, seperti kendala geografis," ujar Ma'ruf Amin. 

Sementara Gubernur Ridwan Kamil pun mengapresiasi inisiatif Yayasan Dewa Dewi untuk mengembangkan aplikasi ini.

Baca Juga: 122 Korban Penipuan Investasi Robot Trading DNA Pro melapor ke Bareskrim Polri

Menurutnya, ini sesuai dengan arah kebijakan pertanian Jabar mendatang yang akan didukung dengan teknologi digital seperti yang saat ini sudah berjalan di beberapa daerah.

"Jawa Barat punya program Petani Milenial, yakni mengajak anak-anak muda jangan semua hijrah ke kota tetapi justru kembali ke desa namun rejeki kota," ungkap Ridwan Kamil.

Pengembangan pertanian di Jabar, kata Gubernur, juga mengandalkan kolaborasi dengan para tenaga ahli teknologi pertanian dari berbagai perguruan tinggi untuk memperkuat kedaulatan pangan.

Baca Juga: Kasus Pornografi Dea OnlyFans Minta Maaf ke Publik

"COVID-19 mengajarkan pada saat ekonomi lain turun, pangan dan digital naik. Ini berarti pangan dan digital menjadi kedaulatan masa depan. Yayasan Dewa Dewi bisa berkolaborasi dengan perguruan tinggi seperti ITB, ITS, dan universitas teknologi untuk melahirkan agritech lain," sebut Ridwan Kamil.

Jabar memiliki potensi pertanian yang sangat besar apalagi setelah masuk daftar 10 besar daftar tanah tersubur di dunia. "Menurut survei dan penelitian di India,  Jawa Barat masuk 10 besar tanah tersubur di dunia. Tanahnya bisa menanam apa saja," tutur Gubernur.

Salah satu ancaman pengembangan pertanian digital, kata Gubernur, adalah tata guna lahan yang belum baik di mana banyak tanah menganggur tapi dikuasai oleh pihak lain. Pemda Prov Jabar relatif kesulitan menjadikan tanah-tanah idle tersebut menjadi produktif kembali. Kondisi ini Gubernur laporkan langsung kepada Wapres. 

Baca Juga: Reza Arap Serahkan Uang Rp950 Juta ke Polisi dari Doni Salmanan

"Hanya satu manajemen kepemilikan lahan selalu menjadi kendala. Banyak dimiliki BUMN, HGU, dan konglomerasi tanah. Kadang-kadang saya kalau di lapangan naik motor, banyak melihat tanah tidak ditanam atau tidak produktif," ujar Emil.

Merujuk sila kelima Pancasila, Gubernur berpendapat bahwa pengelolaan tanah menganggur ini dapat dimaksimalkan berbagai institusi kerakyatan seperti pesantren dan kelompok tani. "Agar lebih adil, maka kesejahteraan rakyat bisa tercapai," ungkapnya.

Selain aplikasi Lapak Abah dan Ojek Desa, Wapres bersama Gubernur juga meresmikan Santri Digitalpreneur yang mencoba memberdayakan para santri menjadi seorang wirausahawan berbasis teknologi digital.***

Editor: M Haidar

Sumber: Pemprov Jabar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x