Iwan Fals, Bulan Sutena, Angela July Meriahkan Hari Radio ke-76

- 11 September 2021, 05:11 WIB
Poster acara peringatan Hari Radio Nasional ke 76
Poster acara peringatan Hari Radio Nasional ke 76 /Instagram/@iwanfals/

KARAWANGPOST - Seiring dengan berkembangnya teknologi, radio bukan lagi sebagai sarana penyampaian berita saja, tapi juga sebagai penyampaian perkembangan informasi terkini lainnya.
 
Di usianya yang ke-76 tahun ini, Hari Radio Nasional (HUT RRI) untuk kedua kalinya diperingati di tengah pandemi COVID-19.
 
Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI) tanggal 11 September 2021 genap berusia 76 tahun, HUT RRI tahun ini mengusung tema  “Tangguh! Tumbuh Sehat Dan Kuat, Suarakan Indonesia”, dengan tetap menerapkan protokol Kesehatan yang ketat.
 
 
Hal itulah yang menjadi pertimbangan LPP RRI untuk menyelenggarakan puncak HUT RRI pada tahun ini.
 
Ketua Panitia Hari Radio, Eddy Ivan, mengatakan, seluruh pengisi acara hingga tamu undangan yang akan mengikuti peringatan puncak HUT RRI ke-76 di Auditorium Abdulrahman Saleh LPP RRI, menjalani tes PCR terlebih dahulu.
 
“Semua yang hadir di Auditorium Abdurahman Saleh di-swab PCR dan tentu saja sesuai instruksi dari gugus tugas DKI Jakarta maksimal 100 orang termasuk pengisi acara. Kita tetap berjaga jarak, tetap mengenakan masker, sebelum masuk ada pemeriksaan suhu tubuh, mereka harus cuci tangan menggunakan sabun,” ungkap Eddy Ivan.
 
 
Peringatan Hari Radio tahun ini dimeriahkan oleh sejumlah musisi ternama, seperti Iwan Fals hingga Bulan Sutena.
 
“Pertama upacara bendera, penyulutan obor, dan kita menghadirkan artis-artis yang sedang booming. Iwan Fals akan hadir, tampil pertama dan terakhir ini “gongnya”. 
 
"Ada juga pemain harpa yang sedang naik daun. Kemudian ada juga yang followersnya lagi tinggi sekarang digandrungi anak muda, Bulan Sutena, kemudian iringan musik Aminoto Kosin,” papar Eddy Ivan.
 
 
Eddy Ivan juga menambahkan, penyelenggaraan puncak Hari Radio Nasional ke-76 juga disiarkan secara langsung, yang dapat diakses di berbagai platform media sosial RRI.
 
“Kita itu sudah canggih berbagai sosmed ada RRI di dalamnya. Jadi, teman-teman jangan datang berbondong-bondong, bisa menyaksikan melalui YouTube RRI, RRI NET, link zoom juga kita siapkan,” tuturnya.
 
Direktur Program dan Produksi LPP RRI, Soleman Yusuf, mengatakan, sejak pandemi COVID-19 terjadi Maret tahun lalu, LPP RRI melalui siarannya mendedikasikan diri untuk mengedukasi masyarakat hingga memberikan berbagai materi siaran yang menginspirasi.
 
 
“Itulah kenapa ketika Maret 2020 pandemi COVID-19 nyata masuk ke Indonesia, kita langsung mengubah strategi penyiaran kita menjadi radio tanggap COVID-19. Jadi, 97 stasiun RRI di seluruh Indonesia dari Sabang sampai Boven Digoel bahkan dari Miangas sampai dengan Rote menyuarakan hal yang sama,” terang Soleman Yusuf.
 
“Menyampaikan sosialisasi, edukasi, membangun optimistis kepada masyarakat Indonesia, membantu mencari solusi, dengan mengundang narasumber-narasumber, seperti UMKM, masyarakat yang peduli, masyarakat kita tidak pesimis,” imbuhnya.
 
Direktur Utama LPP RRI, Hari Sudaryanto, memberikan apresiasi kepada para pendengar, memiliki loyalitas tinggi terhadap siaran RRI.
 
 
“RRI memang sudah seusia itu, tapi kalau untuk pendengar-pendengar RRI seperti yang saya dengarkan di PRO 1 maupun sekarang peningkatan di PRO 2, dari RRI daerah pun kami juga mendengarkan, saya kira setiap ada dialog kemudian hiburan-hiburan lagu tengah malam," Katanya.
 
"Saya melihat banyak juga antusiasme dari para pendengar. Kami tentunya juga perlu mengapresiasi masyarakat yang masih mendengarkan RRI,” ujar Hari Sudaryanto.
 
“Kalau segi dialog, di PRO3 juga sampai malam bahkan tengah malam saya dengarkan ternyata banyak juga yang menelepon. Ini terima kasih,” tambahnya.
 
 
Ketua Dewas LPP RRI, Frederik Ndolu, juga mengatakan, penting bagi para penyiar RRI memahami LPP RRI bukan lagi sebuah media pemerintah, sehingga perlu untuk semakin mengembangkan diri untuk bisa menjadi LPP dengan kualitas yang semakin baik.
 
“Misi penyiaran publik adalah sebuah media layanan publik. Semua yang dia (angkasawan-red) lakukan sebagai LPP, dia harus tahu bahwa RRI ini bukan lagi sebuah media pemerintah di masa lalu. Kalau di masa lalu media pemerintah itu kan kalau pemerintah ngomong itu sebagai corong," imbuhnya.
 
"LPP itu artinya sebuah dialektika, interaksi di publik, yang kita terus mengembangkan sebagai suatu yang tesis, antitesa menjadi tesa baru dan terus-menerus sampai tinggi, kualitasnya makin naik,” jelas Frederik Ndolu.
 
 
Frederik Ndolu juga mengharapkan LPP RRI melalui siarannya semakin memperbanyak informasi terkait kearifan lokal.
 
“Bukan saja menyediakan aplikasi atau domain dari aplikasi itu, RRI Net dan sebagainya. Tapi, RRI harus mampu membuat konten-konten program bagaimana mengangkat “local wisdom” (kearifan lokal) dari Sabang-Merauke, Miangas-Pulau Rote. Dari masalah manusianya sampai masalah kulinernya, budayanya, itu yang dibutuhkan dalam dan luar negeri,” ucap Frederik Ndolu.
 
Rangkaian acara puncak Hari Radio Nasional ke – 76  dimulai pada pukul 10.00 WIB, dengan agenda penyulutan “Api Obor Tri Prasetya” sebagai lambang “Api Yang Tak Kunjung Padam”.
 
Atlet angkat besi peraih medali perak Olimpiade Tokyo 2020, Eko Yuli Irawan, didaulat sebagai pembawa obor api.***

Editor: M Haidar

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x