Maulid Nabi Muhammad SAW, Ini Pesan Ketum Muhammadiyah

19 Oktober 2021, 15:27 WIB
Ilustrasi Maulid Nabi Muhammad SAW. /Pixabay/yusseyhan

KARAWANGPOST - Umat Islam di berbagai belahan dunia merayakan kegembiraan kelahiran Nabi Muhammad SAW setiap 12 Rabiul Awal.

Pada momentum Maulid Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada Selasa 19 Oktober, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengajak umat Islam untuk menampilkan teladan utama atau uswah hasanah yang terkait dalam tiga konteks.

“Pertama untuk memperpendek, meminimalisasi bahkan menghilangkan kesenjangan antara nilai agama yang serba baik, serba benar, serba utama dengan praktek kehidupan nyata yang seringkali berbeda dari nilai-nilai yang telah diajarkan agama,” katanya.

Baca Juga: Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, dari Masa ke Masa

Disampaikan kalau praktik itu bukan hanya dalam kehidupan sehari-hari, tapi juga dalam praktik kehidupan politik, ekonomi, budaya dan kehidupan yang lebih luas, di mana agama menjadi sumber nilai yang utama.

Kedua, Haedar berpesan agar umat Islam memperhatikan bahwa di tengah majunya penguasaan teknologi, kehidupan politik, ekonomi dan budaya modern ternyata juga menyisakan krisis moral, krisis perilaku, krisis keteladanan dan berbagai kekerasan atas nama apapun.

“Jadikan Islam dan figur Nabi Muhammad sebagai role model untuk menghadirkan kehidupan yang lebih beradab, bermoral, menjunjung tinggi nilai-nilai utama, menyebar perdamaian, persatuan sekaligus mencegah segala bentuk permusuhan, kebencian, kekerasan, keretakan dan hal-hal yang membuat suatu bangsa akan jatuh,” ungkapnya.

Baca Juga: Ria Ricis Beberkan Banyak Cobaan Jelang Pernikahan

Ketiga, Haedar berpesan kalau secara umum agar bangsa Indonesia yang sejatinya berbasis pada kebudayaan luhur mampu mewujudkan cita-cita luhur untuk membangun kehidupan yang lebih baik.

“Saya percaya bahwa peringatan kelahiran Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam selalu menjadi sumber nilai kebaikan, keutamaan dan keluhuran hidup kita bersama,” katanya.

Sementara setiap tahun, umat Islam seringkali disuguhi polemik tentang hukum memperingati kelahiran Utusan Allah ini.

Baca Juga: Agensi Kim Seon Ho Buka Suara Soal Rumor Aktor K

Dalam hal ini, Majelis Tarjih menegaskan bahwa tidak ada dalil yang berisi larangan maupun perintah dalam memperingati Maulid Nabi SAW.

“Pada prinsipnya, Tim Fatwa belum pernah menemukan dalil tentang perintah menyelenggarakan peringatan Maulid Nabi saw, sementara itu belum pernah pula menemukan dalil yang melarang penyelenggaraannya,” tutur Amirudin Faza, Kepala Kantor Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.

Atas hal itu, menegaskan bahwa hukum Maulid Nabi Muhammad SAW ini termasuk dalam perkara ijtihadiyah dan tidak ada kewajiban sekaligus tidak ada larangan untuk melaksanakannya.***

Editor: Ali Hasan

Sumber: Muhammadiyah

Tags

Terkini

Terpopuler