Distribusi air bersih dilakukan dengan jangka waktu dua hingga tiga hari, bergantung pada akses ke lokasi terdampak.
Selain itu, warga di Desa Wanakerta telah mencoba membuat sumur resapan. Namun, air dari sumur-sumur tersebut tidak memenuhi standar kebersihan konsumsi dan sering kali berwarna hitam. Sumur-sumur resapan ini bersumber dari Sungai Cibeet.
Baca Juga: Antar Lembaga Harus Lakukan Kerjasama dan Koordinasi Mitigasi Fenomena El Nino
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karawang, Mahpudin, menjelaskan bahwa upaya jangka pendek akan terus dilakukan untuk menyalurkan air bersih.
Pada Minggu 1 Oktober 2023, telah dilakukan penyaluran air bersih ke salah satu desa yang telah mengajukan permohonan air bersih.
Saat ini, sebanyak 7.053 Kepala Keluarga dan 20.186 jiwa terdampak oleh kekeringan. Sudah ada sekitar 277 ribu liter air bersih yang berhasil didistribusikan melalui kerja sama antara BPBD, PDAM, PMI, TNI, Polri, dan para dermawan.
Selain itu, satgas telah diterjunkan di empat kecamatan yang terdampak untuk melakukan pendataan wilayah yang terkena dampak kekeringan.
Tetap berupaya untuk memberikan bantuan dan dukungan kepada warga yang terdampak kekeringan adalah prioritas utama
"Pemkab Karawang dalam menghadapi situasi darurat ini, distribusi air bersih menjadi prioritas utama untuk memenuhi kebutuhan air bagi warga terdampak kekeringan", ungkap Mahpudin.***