Indonesia Pernah Kelangkaan Kontainer, Susiwijono: Barang Siap, Market Ada, Kontainernya Tidak Ada

9 Maret 2021, 17:59 WIB
Ilustrasi kontainer /wolfgang59b/Pixabay

KARAWANGPOST - Indonesia pernah mengalami kelangkaan kontainer di pelabuhan. Kondisi ini sempat menghambat proses ekspor barang.

Demikian diungkapkan Sekretaris Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso dalam acara Penandatanganan Nota Kesepahaman dan Peluncuran Peta Okupasi Bidang Logistik dan Supply Chain di Jakarta, Selasa 9 Maret 2021.

“Beberapa bulan kemarin kita mengalami shortage kontainer, ekspor kita yang barangnya sudah siap, marketnya ada, kontainernya tidak ada,” katanya seperti dilansir dari Antara.

Baca Juga: Ini 5 Politisi dengan Jumlah Subscribe YouTube Terbanyak, Ada Nama Jokowi dan Dedi Mulyadi

Pemicu terjadinya kelangkaan kontainer tersebut bisa saja terjadi karena ada keterbatasan slot pengangkutan.

Karenanya, lanjut Susiwijono, pemerintah menggunakan momentum tersebut untuk meningkatkan kualitas SDM agar ke depannya bisa mengantisipasi berbagi tantangan.

“Menjadi kesempatan kita untuk menyiapkan SDM kita, terutama mengantisipasi tantangan ke depan," ujar Susiwijono.

Baca Juga: Astra Zeneca Resmi digunakan Sebagai Salah Satu Vaksin COVID-19 di Indonesia

"Oleh karena itu terkait pengembangan SDM dilakukan melalui dua jalur, yakni jalur pengembangan pendidikan formal maupun jalur pengembangan jalur profesi,” tambahnya.

Ia mengatakan instansi pembina dan para pemangku kepentingan sepakat untuk mengesahkan Peta Okupasi Nasional Bidang Logistik dan Supply Chain.

pembina dan pemangku kepentingan itu terdiri dari Kemenko Perekonomian, Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan Kadin Indonesia.

Baca Juga: Jangan Kudet! Ini Bocoran Fitur Baru yang Bakal Ada di Instagram

Peta okupasi tersebut diharapkan menjadi referensi nasional bagi instansi dan lembaga terkait untuk penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) di bidang logistik, perencanaan SDM berbasis kompetensi, pengembangan kurikulum, hingga mengembangkan skema sertifikasi.

Untuk tahap pertama, peta okupasi baru dikembangkan untuk 38 okupasi, dan tidak menutup kemungkinan untuk terus dikembangkan dengan okupasi lainnya yang saat ini belum terindentifikasi.

Adapun Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat data ekspor Indonesia pada Januari 2021 15,30 miliar dolar AS atau turun 7,48 persen dibanding ekspor Desember 2020. Sementara dibanding Januari 2020 (yoy) naik 12,24 persen.***

Editor: Toni Kamajaya

Tags

Terkini

Terpopuler