Dukung Produksi Bahan Bakar Nabati, Pabrik Katalis Sinergi Indonesia Rampung 2023

9 Februari 2023, 12:11 WIB
Project Manager PT KSI, Yoyon Daryono (kanan) meninjau lokasi proyek pabrik Katalis /Karawangpost/

KARAWANGPOST - PT Katalis Sinergi Indonesia (KSI), perusahaan pembuat katalis pertama di Indonesia segera berdiri dengan target pembangunan pabrik rampung 2023.

Pembangunan pabrik Katalis ini juga sudah mencapai target rampung diangka 90 persen.

KSI merupakan wujud nyata sinergi antara perusahaan BUMN dengan lembaga pendidikan dan para ilmuwan.

Baca Juga: Pembunuhan Motif Cinta Segitiga di Karawang Terungkap

 

 

PT Pupuk Kujang, telah bergabung dengan PT Pertamina Lubricant, dan PT Rekacipta Inovasi (ITB) dalam satu konsorsium untuk melahirkan PT KSI.

Adapun porsi kepemilikan saham dalam konsorsium adalah: PT Pertamina Lubricants (38 persen), PT Pupuk Kujang (37 persen) dan PT Rekacipta Inovasi ITB (25 persen).

Keterlibatan dalam konsorsium ini merupakan bentuk komitmen Pupuk Kujang untuk selalu bersinergi dan mendukung penemuan-ilmuwan untuk kemajuan bangsa.

Baca Juga: Jabar Lakukan Kick Off Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku Hewan Ternak

“Sekarang pembangunan pabrik katalis sudah mencapai 90 persen. Saat ini dalam tahap finishing pabrikasi dan konstruksi. Kami targetkan semua pengerjaan selesai di pekan terakhir Bulan Februari 2023,” kata Yoyon Daryono, Project Manager PT Katalis Sinergi Indonesia saat ditemui di lokasi proyek, Kawasan Industri Kujang Cikampek, Rabu, 8 Februari 2023.

Katalis merupakan zat atau material untuk mempercepat dan mengarahkan reaksi kimia saat mengkonversi suatu bahan baku menjadi bahan lain yang diinginkan.

Dalam pembuatan bahan bakar nabati (BBN) misalnya, katalis berfungsi untuk mempercepat reaksi dalam proses perubahan minyak sawit atau minyak buah jarak menjadi BBN.

Baca Juga: Pemerintah Dorong Pasokan DMO Minyak Goreng Jelang Puasa 2023

Baik itu bensin, bahan bakar diesel bahkan bahan bakar pesawat terbang atau avtur.
Bahan bakar nabati ini kedepan diproyeksikan untuk banyak digunakan.

Sebab, BBM dari minyak bumi bersumber fosil akan semakin habis karena tidak dapat diperbaharui.

Dengan katalis, Indonesia bisa mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga: BUMN Harus Menjadi Offtaker di Bidang Pangan

Pembuatan katalis sebagai penyokong energi searah dengan misi pemerintah untuk migrasi ke energi yang bisa diperbaharui dan ramah lingkungan.

Bahan bakar nabati akan menjadi opsi selain kendaraan listrik yang ramah lingkungan.

PT Katalis Sinergi Indonesia, akan memproduksi katalis hydrotreating sebagai bahan penting dalam pembuatan bahan bakar nabati yang merubah minyak sawit menjadi green diesel (D100).

Baca Juga: Cadangan Devisa Indonesia 2023 Kembali Meningkat

Selain itu, PT KSI juga bisa membuat katalis oleochemical untuk beragam industri.
“Perusahaan ini diproyeksikan bisa membuat 7 jenis produk katalis, yaitu 4 jenis katalis hydrotreating dan 3 jenis katalis oleochemical. Desain kapasitas pabrik ini adalah 800 ton per tahun” kata Yoyon.

Produksi itu, diharapkan bisa memenuhi kebutuhan katalis dalam negeri. Alhasil, ketergantungan impor katalis selama ini bisa terkikis.

Sehingga, Indonesia tidak perlu mengimpor hampir seluruh kebutuhan katalis dari luar negeri.

Baca Juga: Sektor Prioritas Halal Value Chain (HVC) Tumbuh 4,5-5,3 Persen pada Tahun 2023 

“Dengan berdirinya pabrik ini, kita upayakan kemandirian agar tidak tergantung kepada bangsa asing. Kita buktikan jika Indonesia mampu membuat katalis sendiri,” kata Achmad Setiawan, Direktur Utama PT KSI.

Achmad menuturkan, pembangunan pabrik katalis ini membuka peluang bagi Indonesia untuk mandiri dalam teknologi proses dan ketahanan industri.***

Editor: Zein Khafh

Tags

Terkini

Terpopuler