BUMN Harus Menjadi Offtaker di Bidang Pangan

- 8 Februari 2023, 18:25 WIB
Presiden Joko Widodo
Presiden Joko Widodo /Instagram/@jokowi/



KARAWANGPOST - Presiden Joko Widodo telah memerintahkan untuk melaksanakan integrasi BUMN di bidang pangan.

Pernyataan itu disampaikan Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi dalam keterangan pers usai rapat dengan topik Integrasi BUMN Bidang Pangan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin 06 Februari 2023.

“Presiden menyampaikan bahwa kalau rakyat ini, saudara-saudara kita ini fokusnya produksi kemudian BUMN ini bisa ditugaskan untuk menjadi offtaker, maka nggak akan ada lagi harga jatuh di tingkat petani memacu untuk produksi di hulu sehingga nanti bisa terintegrasi," jelas Arief.

Baca Juga: Kementan Dorong Penanganan Organisme Penganggu Tumbuhan Kopi

Untuk mewujudkannya, persiapan yang diperlukan adalah pendanaan dan kesiapan infrastruktur itu sendiri.

“Beliau Presiden menyampaikan kalau di luar negeri itu sudah siap alat-alat penyimpanan seperti cold room yang besar begitu ya, sehingga nanti untuk produk-produk yang memang bisa diperpanjang safe life-nya dalam kondisi beku atau dingin bisa dipakai," ungkap Kepala Bapanas.

Selain itu, Terkait dengan anggaran, menurut Arief, sumber pembiayaan  berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan dana murah dari Himpunan Bank Milik Negara.

Baca Juga: Kebebasan Pers Harus Berdasarkan Prinsip dan Etika Jurnalistik

“Dana murah itu berarti ada rate yang rendah. Nah, ini kan perlu sinkronisasi dengan teman-teman di Bank Indonesia juga dan Menteri Keuangan,” ucapnya.

Lebih lanjut, Arief juga menyampaikan bahwa rapat tidak menyinggung harga beras namun Presiden memerintahkan sebelumnya untuk melaksanakan operasi pasar yang masif sehingga stok Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) yang ada cepat digelontorkan.

Selain itu, stok di Pasar Induk Beras Cipinang juga diawasi oleh Satgas Pangan agar harga tetap stabil.

Baca Juga: Penanganan Kemiskinan Stagnan, Jumlah Penduduk Miskin Hanya Berkurang 220 Ribu

Sambil kita dorong sebentar lagi dalam satu, dua, sampai tiga bulan ke depan saudara kita Kementerian Pertanian kan memang sudah memulai beberapa panen, walaupun panen raya ini jatuhnya akan di akhir Februari, Maret, April 2023.

"Panen raya yang dimaksud adalah apabila kebutuhan kita satu bulan itu 2,5 juta ton, produksinya itu satu bulan di atas 2,5 juta ton, itu kita baru bisa sampaikan itu panen raya,” jelas Arief.

Sementara itu, Kepala Bapanas menambah, pada rapat tersebut pun sempat disinggung tentang minyak secara singkat. Diharapkan produksi ‘Minyakita’ dengan harga 14 ribu/liter dapat ditingkatkan karena produk ini banyak masyarakat yang berminat.

“Ini Minyakita diminati oleh lebih banyak orang juga gitu ya, sehingga memang perlu ditingkatkan produksinya. Dan, itu diproduksi dari teman-teman pengusaha dari 300.000 ribu ton sebulan, diminta untuk 450.000 ton sampai dengan tiga bulan ke depan,” jelasnya.***

Editor: M Haidar

Sumber: Setpres


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x