Iran Berikan Amnesti Kepada Puluhan Ribu Tahanan

- 7 Februari 2023, 08:00 WIB
Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Seyyed Ali Khamenei
Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Seyyed Ali Khamenei /Instagram/@khamenei_ir/



KARAWANGPOST - Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Seyyed Ali Khamenei, telah setuju untuk memberikan amnesti kepada puluhan ribu tahanan.

Para tahanan di antaranya adalah orang yang dihukum karena peran mereka dalam protes dan kerusuhan baru-baru ini, media pemerintah melaporkan pada hari Minggu.

Langkah itu bertepatan dengan peringatan 44 tahun Revolusi Islam Iran, yang dirayakan di Iran antara 1 dan 11 Februari.

Baca Juga: BPN Karawang: Tidak Ada Maladministrasi dalam Pengadaan Lahan untuk Tol Japek Selatan II

Mereka yang berpartisipasi dalam protes dan kerusuhan dapat dikurangi hukumannya atau diampuni sama sekali, selama mereka tidak dituduh melakukan spionase, menghubungi agen intelijen asing, tidak merusak properti negara, dan tidak melukai atau membunuh siapa pun selama kerusuhan. kata kantor berita negara IRNA.

Khamenei dilaporkan menyetujui permintaan pengampunan yang telah diajukan oleh Kepala Kehakiman Iran Gholam Hossein Mohseni-Ejei. 

Pemimpin tertinggi secara teratur mengeluarkan putusan serupa pada kesempatan berbagai hari raya keagamaan.

Baca Juga: Panen Padi Di Kabupaten Bekasi Meningkat Tiga Persen

Jumlah pasti dari mereka yang mendapat amnesti belum diungkapkan, tetapi IRNA melaporkan puluhan ribu.dapat diampuni. Juga tidak jelas berapa banyak dari mereka yang dihukum karena berpartisipasi dalam protes.

Iran mengalami protes dan kerusuhan berbulan-bulan yang dipicu oleh kematian seorang wanita muda, Mahsa Amini, dalam tahanan polisi pada bulan September. 

Amini ditangkap karena mengenakan hijab yang tidak pantas.dan meninggal dalam tahanan polisi beberapa jam kemudian. 

Baca Juga: Penanganan Kemiskinan Stagnan, Jumlah Penduduk Miskin Hanya Berkurang 220 Ribu

Keluarganya bersikeras bahwa dia dipukuli sampai mati sementara pihak berwenang Iran mengatakan dia meninggal karena kondisi medis.

AS, UE, dan beberapa negara lain menuduh Teheran melakukan tindakan kekerasan terhadap para pengunjuk rasa dan menjatuhkan serangkaian sanksi terhadap Iran. 

Parlemen Uni Eropa mengadopsi resolusi bulan lalu yang meminta Brussels dan negara-negara anggota Uni Eropa untuk memasukkan Korps Pengawal Revolusi Islam ke daftar hitam sebagai organisasi teroris.

Baca Juga: Pasokan Minyakita akan Dialihkan ke Pasar Rakyat.

Langkah tersebut memicu reaksi kemarahan di Teheran, dengan parlemen Iran memperingatkan Uni Eropa bahwa jika hal itu dilakukan, Iran akan membalas dengan menyatakan semua tentara Uni Eropa sebagai organisasi teroris.

Iran juga membantah klaim bahwa kematian Amini adalah akibat kebrutalan polisi dan bersikeras bahwa kerusuhan di negara itu dipicu dari luar negeri. 

Washington dan Brussel menggunakan protes itu sebagai alasan untuk menjatuhkan sanksi tambahan dan membangkitkan ketegangan sosial di Iran, kata Teheran.***

Editor: M Haidar

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x