Pemerintah Perkuat Sistem Riset dan Inovasi Nasional Indonesia Maju 2045

- 29 Januari 2021, 20:22 WIB
Airlangga Hartarto memproyeksikan anggaran pemulihan ekonomi meningkat, namun menurut pelaku usaha bukan itu yang terpenting
Airlangga Hartarto memproyeksikan anggaran pemulihan ekonomi meningkat, namun menurut pelaku usaha bukan itu yang terpenting /Setkab/


KARAWANGPOST
- Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan ada sejumlah masukan yang dapat menjadi dasar pembahasan pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Riset dan Inovasi 2021 mewakili Presiden RI Joko Widodo.

Riset dan inovasi adalah kesatuan yang tak terpisahkan. Sejumlah strategi perlu terus dikembangkan untuk meningkatkan sistem riset dan inovasi nasional. Salah satunya membangun ekosistem riset dan inovasi yang kuat.

Menko Perekonomian menjelaskan, pemerintah juga berkomitmen melakukan keberpihakan dalam penggunaan produk inovasi dalam negeri melalui pengadaan barang yang diutamakan untuk produk inovasi dalam negeri.

Kemudian, operasionalisasi super deduction tax yang bisa mencapai 300 persen bagi perusahaan yang concern terhadap pengembangan riset dan inovasinya. Menurut keterangannya secara virtual di Jakarta, Kamis, 28 Januari 2021.

Baca Juga: Wagub Jabar Beserta Forkompimda Disuntik Vakisn COVID-19 Kedua, Termasuk Ketua Viking Jabar

Selain itu, Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) bersama Kementerian/Lembaga (K/L) terkait lainnya dapat memanfaatkan berbagai Proyek Strategis Nasional (PSN) agar menjadi wahana alih teknologi yang dapat memperkuat kompetensi lembaga riset dan inovasi itu sendiri.

Lebih lanjut Airlangga menjelaskan, kompetensi lembaga riset dan inovasi, pertama, perlunya membangun ekosistem riset dan inovasi yang kuat agar menjadi fondasi kokoh untuk tumbuh dan berkembangnya inovasi yang membanggakan Indonesia di masa depan.

Hal ini terus dilakukan dengan memperbaiki dan mengintensifkan triple helix riset teknologi dan inovasi melalui kerja sama antar pemangku kepentingan.

Baca Juga: Taman Rekreasi Salabinta Kaki Gunung Pangrango

 

Kedua, melengkapi peraturan dan kebijakan sistem inovasi yang mendukung perbaikan sistem IPTEK Inovasi Nasional, serta mengembangkan regulasi beserta insentif yang sesuai untuk mendorong budaya riset dan inovasi.

Ketiga, memperkuat digitalisasi ekonomi untuk meningkatkan rantai pasok (supply chain) dan logistik melalui perbaikan proses komersialisasi riset dan inovasi. Proses ke arah transformasi digital juga akan menciptakan kekuatan pasar, serta sumber daya alam (SDA) milik Indonesia.

“Pasar digitalisasi saat ini senilai 40 miliar dolar AS, dan ini akan naik menjadi 125 miliar dolar AS di 2024. Jadi kita punya SDA di hulu, dan ada digitalisasi di hilirnya,” ujarnya.

Baca Juga: Pantai Pangumbahan Hamparan Pasir Putih Habitat Penyu Laut

Pemerintah percaya bahwa produk riset dan inovasi akan mampu mendorong pergerakan perekonomian dan pelaku usaha secara nyata dalam meningkatkan produktivitas dan menciptakan lapangan kerja.

Maka, diperlukan komitmen untuk penguatan sistem inovasi nasional. Strategi pengembangan inovasi nasional juga perlu lebih fokus pada inovasi-inovasi yang menjadi keunggulan komparatif Indonesia dengan negara lainnya, serta dapat mengembangkan generasi penerus yang kreatif dan berjiwa inovator.

Baca Juga: Alhamdulillah... 12 Titik Rest Area Jalan Tol Ini Ada Masjid yang Refresentatif

“Kita juga bisa memanfaatkan para diaspora, sebagai bagian dan aset dari jaringan global, dengan memberi ruang seluas-luasnya kepada mereka untuk berkreasi. Hal ini akan menjadi pintu masuk inovasi dari Indonesia ke dalam global supply chain,” tuturnya.

Tak kalah penting juga, pengembangan riset dan inovasi harus bisa menjadi solusi atas berbagai persoalan yang dihadapi bangsa. Pasalnya, Indonesia terletak di daerah rawan bencana, sehingga perlu terus mengembangkan iptek sebagai sistem peringatan dini dan tanggap bencana. Contohnya, Kemenristek telah mengembangkan Indonesia Tsunami Early Warning System.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 29 Januari, Rumah Tangga Andin dan Al Semakin Retak, Al Mengakui Kesalahannya

“Kita juga perlu memetakan dan menyinergikan komunitas sains teknologi inovasi untuk membangun peringatan dan tanggap bencana ini, dengan memperhatikan peta kerawanan bencana,” ujarnya.

Terkait penanganan pandemi COVID-19, sejumlah produk riset dan inovasi telah berhasil dikembangkan oleh anak negeri di antaranya adalah ventilator BPPT35-LEN, GeNose, Uji Antigen Cepad, dan pengembangan Vaksin Merah-Putih yang akan digunakan untuk vaksinasi nasional di 2022, sehingga mengurangi kebutuhan impor vaksin dari luar negeri.

Menko Perekonomian juga menekankan bahwa riset dan inovasi bukan hanya urusan Kemenristek/BRIN saja, tapi upaya bersama dari segenap Bangsa Indonesia.

Baca Juga: Ini Penyebab Ikatan Cinta Dibubarkan, Berikut Penjelasannya

Ini membuktikan bahwa semangat dan kerja keras berinovasi tetap bisa dihasilkan di masa pandemi. Komunitas riset dan inovasi harus terus berkontribusi untuk penanganan COVID-19.

Mulai dari di hulunya yaitu pemetaan genomik virus hingga ke hilir dalam bentuk inovasi baru yang bisa dimanfaatkan langsung di masyarakat untuk upaya 3M dan 3T. Saat ini, yang harus didorong juga yakni ketersediaan (teknologi) terapi plasma konvalesen,” paparnya.

“Kita perlu bersama-sama membangun budaya inovasi, bangga menggunakan produk dalam negeri, serta bangga sebagai bangsa yang inovatif. Inovasi dan investasi merupakan duet utama yang dapat melepaskan Indonesia dari middle income trap dan mewujudkan visi Indonesia Maju 2045,” pungkasnya.***

Editor: Zein Khafh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah