Facebook Tindak Lebih dari 20 Juta Konten Misinformasi, Kebanyakan tentang Covid-19

20 Agustus 2021, 22:06 WIB
Ilustrasi media sosial /Pixabay/ Pixelkult

KARAWANGPOST - Puluhan juta konten misinformasi atau informasi salah berseliweran di media sosial, khususnya di platform Facebook selama setahun terakhir.

Kepala Kebijakan Misinformasi Facebook Asia Pasifik Alice Budisatrijo menyampaikan, sejak Maret 2020 ada lebih dari 20 juta konten misinformasi yang ada di platform Facebook telah ditindaklanjuti.

"Kami sudah take down lebih dari 20 juta konten misinformasi di dunia," kata Alice.

Baca Juga: Gubernur Perempuan Afghanistan Tertangkap Taliban, Presiden Ashraf Ghani Kabur dari Negara

Misinformasi mengenai Covid-19 yang paling banyak dihapus meliputi misinformasi tentang obat-obatan Covid-19 hingga tes usap PCR.

Setelah negara-negara mulai menjalankan vaksinasi Covid-19, muncul pula misinformasi seputar vaksin.

"Misinformasi vaksin banyak sekali," katanya sebagaimana dilansir Antara, Jumat 20 Agustus 2021.

Baca Juga: Jihane Almira Sabet Juara Kontes Kecantikan Miss Supranational 2021 di Polandia

Misinformasi vaksin ini ialah tentang apakah vaksin aman, sudah dites atau belum, bisa mencegah betulan atau tidak.

Menurut dia, proses untuk memutuskan apakah konten termasuk misinformasi memakan waktu bervariasi. Bila ada yang ditemukan oleh sistem sebagai konten yang melanggar aturan, konten tersebut bisa cepat dihapus setelah diunggah.

Misinformasi yang dimaksud adalah informasi salah yang disebar di platform, tapi ada kemungkinan itu disebar secara tidak sengaja. Sementara itu, disinformasi adalah informasi salah yang disebar secara sengaja.

Baca Juga: Bobby iKON Mendadak Nikah, Ungkapkan Perasaan Melalui Surat Ini

Pihaknya bekerjasama dengan 80 mitra pemeriksa fakta secara independen secara global, enam mitra di Indonesia, yang bekerja untuk 60 bahasa.

Alice menjelaskan mengapa tidak semua misinformasi secara otomatis dihapus, juga alasan mengapa Facebook tidak mengatur bahwa hanya informasi benar yang bisa diunggah di platform tersebut.

"Kami tidak bisa jadi penentu apa yang benar dan salah, kalau pun mau menentukan itu, kami harus tahu semua kebenaran di dunia ini dan itu tentu tidak mungkin," katanya.***

Editor: Ali Hasan

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler