Sejarah Singkat 3 anak Prabu Siliwangi dan Kekerabatan Karawang hingga Cirebon

30 Oktober 2021, 20:33 WIB
Objek wisata religi Karawang, Makam Syekh Quro /disparbud.jabarprov.go.id

KARAWANGPOST - Nama Prabu Siliwangi memiliki makna khusus bagi masyarakat Tatar Sunda.

Nama tersebut dikenal sebagai suatu kebanggaan bagi masyarakat Tatar Sunda yang mana raja tersebut memimpin kerajaan hingga mencapai masa gemilang.

Prabu Siliwangi bentaran kekuasaannya di awal abad ke - 14 di akhir abad ke- 15, dari Banten sampai ujung Jawa.

Baca Juga: Viral! Modus Penipuan mengatasnamakan Artis Ivan Gunawan

Ketika sedang inspeksi datang ke Karawang, ditemukan seorang perempuan namanya Nyai Subang Larang, murid dari Syekh Quro.

Syekh Quro yang bernama asli, Syekh Hasanuddin, ketika pulang dari Mekah, maka di sebut ummul quro, maka di sebut Syekh Quro.

Mendirikan pesantren di Karawang, sampai sekarang masih ada pesantren Syekh Quro. Pondok Quro atau Pondok Pesantren Syekh Quro di Karawang, Jawa Barat.

Baca Juga: Kim Seon Ho Tidak Kena Biaya Penalti dari Perusahaan Iklan

Pesantren ini didirikan oleh Syekh Hasanudin atau Syekh Mursahadatillah atau Syekh Qurotil Ain atau lebih dikenal dengan sebutan Syekh Quro pada tahun 1340 Saka (1418 M) di Pelabuhan Bunut Kertayasa, Karawang Kulon, Karawang Barat sekarang.

Jatuh hatinya Prabu Siliwangi kepada Nyai Subang Larang, dan menikah. Dari pernikahannya dikaruniai 3 anak utama, yaitu diantaranya.

Pertama seorang putra bernama Walang Soengsang lahir pada 1423 M.

Baca Juga: Produser Girls Planet Minta Kebencian Pada Huening Bahiyyih di Hentikan 

Kedua dikaruniai seorang Putri bernama Nyai Rara Santang yang lahir pada 1426 M. Putra ketiga bernama Radja Sangara yang lahir pada 1427 M.

Walang Soengsang berubah namanya menjadi Abdullah Iman, kemudian Nyai Rara Santang berubah nama menjadi Saripah Moedaim.

Keduanya pergi ke Mekah, saat selesai dan akan kembali ke tanah air, datanglah seorang laki-laki yang melihat Saripah Moedaim.

Baca Juga: Sejarah Berdirinya Monumen Kebulatan Tekad di Rengasdengklok Karawang

Laki-laki itu bernama Maolana Soeltan Mahmoed atau dikenal Syarif Abdullah. Syarif Abdullah meminta restu kepada kakaknya Saripah Moedaim, Abdullah Iman untuk melamarnya.

Setelah menikah Saripah Moedaim, diboyong ke Mesir, asal dari Syarif Abdullah.

Abdullah Iman pulang ke Nusantara, menemui bapaknya, setelah pulang Prabu Siliwangi punya gelar Pemanah Rasa namanya Menah Rasa.

Baca Juga: Objek Wisata Religi Karawang Makam Syekh Quro Kondisinya Memprihatinkan, Tak Terurus

Ditugaskanlah kemudian untuk membimbing daerah yang disebut Lemah Wungkuk. Di daerah sini terdapat campuran etnis, ada Arab, China, dan orang lokalnya.

Campuran dalam bahasa lokal disebut dengan Caruban. Caruban artinya yang bercampur. Pekerjaan utamanya orang sekitar mengambil udang.

Udang tersebut dibuat menjadi terasi, pakai air, air asin atau Rebon. Air Rebon orang sana bilang cai Rebon, jadi Cirebon. Orangnya Caruban tempatnya berubah jadi Cirebon.

Baca Juga: Madonna dikecam Usai Foto Bugil diranjang Bekas Kematian Marilyn Monroe

Saripah Moedaim setelah 20 tahun di Mesir pulang ke Nusantara dengan anaknya. Anaknya bernama Syarif Hidayatullah.

Syarif Hidayatullah ketika pulang diberikan wilayah di gunung jati, maka dikenal dengan Sunan Gunung Djati.***

Editor: Zein Khafh

Tags

Terkini

Terpopuler