KARAWANGPOST - Koordinator Bidang Kajian Kemiskinan dan Ketimpangan Universitas Gajah Mada (UGM) Wisnu Setiadi Nugroho, menyayangkan kesan adanya adu data terkait data penerima bantuan sosial (bansos).
Perbedaan data antara dua lembaga yakni Bappenas dan Kementerian Sosial (Kemensos) yang berkaitan dengan data penyaluran bansos yang tidak tepat sasaran.
Seperti diketahui sebelumnya Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional sekaligus sebagai Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa mengungkapkan, 46 persen penerima bansos tidak tepat alias salah sasaran.
Baca Juga: Modeling Budidaya Ikan untuk Atasi Pencemaran Kualitas Air Danau dan Waduk
Baca Juga: Kementan Harus Perbaiki Sumber Data Agar Distribusi Pupuk Subsidi Tepat Sasaran
Angka tersebut diungkap Suharso dalam Peluncuran Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek): Wujudkan Satu Data Menuju Indonesia Emas 2045, di Jakarta, Kamis 20 Juni 2024.
Sementara itu, Staf Khusus Mensos Bidang Pengembangan SDM dan Program Kementerian, Suhadi Lili, menanggapi pernyataan Menteri Suharso.
Dalam kesempatan tersebut ia menyebut data Regsosek belum bisa dikatakan lebih baik dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) milik Kemensos.
Wisnu Setiadi Nugroho menilai hal itu membuktikan masih dominannya ego sektoral yang seringkali menjadi masalah implementasi program pemerintah.