Network
KARAWANGPOST - Nigeria siap memproduksi pupuk hasil inovasi Indonesia yang berbahan baku batu bara dengan kualitas nutrisi yang lebih tinggi.
Hal itu telah menjadi kesepskatan antara perusahan bidang pertanian kedua negara antara Indonesia dan Nigeria, melalui penandatanganan oleh PT Saputra Global Harvest (SGH) dari Indonesia dengan MAAIC & MAAH dari Nigeria pada Rabu, 17 Maret 2021.
Sejak Februari 2021 lalu, melalui pengiriman sampel
pupuk batu bara yang diaplikasikan pada lahan pertanian padi dan sayuran di negara bagian Jigawa Nigeria dengan hasil panen pada Mei 2021 berlangsung baik, selanjutnya akan dilakukan pembelian pupuk Saputra senilai USD 40 ribu oleh pihak Negeria.
Baca Juga: Pemerintah Harus Menjamin Keamanan dan Kerahasiaan Program Sertifikat Tanah Elektronik
“Kemendag sangat menyambut baik penandatanganan ini. Kami harap, selanjutnya, para perwakilan terus mendampingi dan menindaklanjuti kerja sama yang telah terjalin,” ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kasan.
Secara umum, perkiraan kebutuhan pupuk Nigeria mencapai 1,8 juta ton per tahun untuk 3 juta hektare total luas lahan pertanian. Saat ini, sebanyak 80 persen pertanian di Nigeria menggunakan pupuk kimia (NPK) dan sisanyamenggunakan pupuk urea.
Baca Juga: Update Covid-19 di Karawang, Hari Ini Kasus Kematian Bertambah Tujuh Menjadi 495 Orang
Penggunaan kedua jenis pupuk tersebut menyebabkan penurunan kualitas nutrisi tanah di lahan pertanian Nigeria. Sedangkan, penggunaan pupuk batu bara tidak mengurangi kandungan nutrisi di dalam tanah. Dengan begitu, produk pertanian yang dihasilkan memiliki kualitas baik dengan waktu panen relatif lebih cepat.
Berdasarkan data Trademap, nilai impor pupuk HS 3105 Nigeria tahun 2019 mencapai USD 20,3 juta dengan negara penyuplai utama adalah Maroko, Tiongkok, Spanyol, dan Italia.
Indonesia berada di peringkat ke-9 negara pengekspor pupuk ke Nigeria dengan nilai ekspor USD1.000. Adapun impor pupuk organik HS 3101 Nigeria hanya sekitar USD10 ribu dengan negara penyuplai utama yaitu Jerman, India, Inggris, dan Belgia.***
