KARAWANGPOST - Faktor akar permasalahan terorisme di abad 21 yang merebak semakin luas, sebab pintu datangnya bibit radikal bisa terjadi dari beberapa kemungkinan.
Menurut Central Intelligence Agency (CIA), terorisme internasional merupakan tindakan teror yang dilakukan dengan dukungan pemerintah atau organisasi asing atau diarahkan untuk melawan negara, lembaga, atau pemerintahan asing.
Kemudian, dalam konvensi PBB tahun 1937 disebutkan bahwa definisi terorisme menurut PBB adalah segala bentuk tindak kejahatan kepada negara dengan maksud menciptakan bentuk terror.
Baca Juga: Selancar Ombak dan Skateboard Dongkrak Trafik Penonton Olimpiade Tokyo
Teroro tersebut berlaku terhadap orang-orang tertentu, kelompok orang atau masyarakat luas. Ada beberapa hal yang mungkin menjadi akar daripada Gerakan terorisme di dunia, diantaranya:
1. Pemahaman keagamaan
Terorisme berangkat dari pemahaman keagamaan yang tidak lengkap. Perlu dipahami bahwa Sebagian besar -atau bahkan semuanya- anggota dan pimpinan kelompok teror memaknai agama sesuai dengan kepentingan mereka.
Oleh karenanya banyak ajaran yang kemudian melenceng dari fitrah asal agama itu sendiri. Misal ajaran tentang Jihad yang mereka pahami sebagai perang melawan musuh yakni pemerintah, sistem bernegara, ataupun kelompok lain yang berseberangan.
Baca Juga: Red Velvet Rayakan Ulang Tahun Ketujuh
2. Kemiskinan
Kemiskinan juga menjadi salah satu factor penyebab maraknya aksi terorisme. Meskipun tidak menjadi faktor utama.
Namun, kemiskinan menjadi salah satu pemicu seseorang bergabung dengan teroris. Kemiskinan yang berbalut dengan pemahaman islam yang dangkal adalah salah satu pemicu terorisme.
3. Pergaulan
Pergaulan yang salah juga memiliki andil dalam menyebarluaskan pengaruh ideologi terorisme kepada masyarakat. Terorisme akan selalu mencari sel baru, dan itu akan berkembang bila ada sekelompok orang yang mau bergabung dengan mereka.
Baca Juga: Dinkes Karawang Minta Santri yang Sudah Divaksin Tetap Terapkan Prokes
Kelompok terorisme selalu memiliki celah untuk menyebarluaskan doktrin mereka, khususnya kepada kaum perempuan dari anak-anak muda.
4. Pengaruh Internet
Pengaruh konten keagamaan di Internet dan media sosial. Kecanggihan teknologi memang selalu membawa dampak yang luar biasa, baik positif maupun negatif. Internet dan Media Sosial mempermudah segala urusan komunikasi dan informasi kita.
Salah satu Jubir Al-Qaidah pernah mengatakan bahwa internet merupakan “Universitas Studi Jihad Al-Qaidah”.
Atau pada surat Ayman al-Zawahiri pempimpin pengganti Osama Bin Laden kepada Abu Musab Al-Zarqawi (2005) mengatakan bahwasanya mereka sedang dalam peperangan media untuk merebut hati umat Islam agar berkenan bergabung dalam gerakan jihad dengan mereka.
Baca Juga: Penulis Kingdom: Ashin of The North Bahas Soal Dipilihnya Aktris Jun Ji Hyun
Di dalam Islam ada konsep “Maqashid Al-Syari’ah” yang terdiri atas lima hal: Hifdzud diin (memelihara agama), Hifdzun nafs (memelihara jiwa), hifdzun nasl (memelihara keturunan).
Kemudian, hifdzul maal (memelihara harta) serta hifdzul aql (memelihara akal). Kelima hal tersebut menjadi dasar yang menjadikan umat Islam.
Dan khususnya dari kalangan Ahlu Sunnah wal Jamaah menentang keras ideologi serta gerakan dan pemahaman terorisme, karena bertentangan dengan lima dasar tersebut.***