Rubel Terus Menguat Terhadap Dolar dan Euro Meskipun Ada Sanksi

- 15 Juni 2022, 00:03 WIB
Ilustrasi - Mata Uang Rubel
Ilustrasi - Mata Uang Rubel /Pexels/Anna Tis



KARAWANGPOST - Rubel mata uang Rusia terus menguat terhadap dolar dan euro meskipun ada sanksi.

Rubel melonjak di Bursa Moskow pada hari Selasa, menetapkan tertinggi baru terhadap dolar dan euro. 

Reli itu terjadi karena bank sentral Rusia telah mengembalikan suku bunga utamanya ke tingkat sebelum perang.

Baca Juga: BTS Resmi Mengumumkan Penghentian Sementara Kegiatan Grup Mereka

Mata uang Rusia secara singkat menyentuh 55,63 rubel terhadap dolar pada hari Selasa, 14 Juni 2022. Nilai tukar terkuatnya terhadap mata uang AS sejak Februari 2018.

Rubel juga diperdagangkan di bawah 58 terhadap euro, mendekati level tertinggi tujuh tahun yang dicapai pada Mei. Mata uang Rusia menyerahkan beberapa keuntungan di sesi berikutnya.

Mata uang mempertahankan dukungan dari kontrol modal dan akun perdagangan Rusia yang kuat, kata para ekonom. 

Baca Juga: Purwakarta Berangkatkan 349 Jemaah Calon Haji pada 27 Juni 2022

Percepatan pertumbuhan juga didorong oleh kenaikan harga minyak dan dimulainya masa pajak Juni bagi eksportir.

Menurut laporan Bloomberg, pekan lalu bank sentral Rusia memangkas suku bunga utamanya menjadi 9,5%, mencatat bahwa risiko inflasi untuk negara itu terus mereda. 

Regulator menaikkan tarif lebih dari dua kali lipat pada bulan Februari, dari 9,5% menjadi 20%, setelah Rusia dilanda banjir sanksi oleh AS, Uni Eropa, dan negara-negara lain. 

Kenaikan itu dimaksudkan untuk menopang rubel, yang telah jatuh ke rekor terendah. Mata uang Rusia sejak itu menjadi mata uang dengan kinerja terbaik di dunia tahun ini.***

Editor: M Haidar

Sumber: Blomberg


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah