Jerman Miliki Rencana Membantu Cegah Kelaparan Global

- 13 Juni 2022, 22:47 WIB
Ilustrasi - Biji Gandum
Ilustrasi - Biji Gandum /Pexeld/Pixabay



KARAWANGPOST - Pemerintah Jerman bekerja untuk mempercepat ekspor gandum Ukraina dengan kereta api, dengan rencana yang sedang dipertimbangkan untuk membentuk dana khusus untuk membayar proyek tersebut.

Michael Theurer, anggota Bundestag dan komisaris pemerintah untuk kereta api, mengatakan kepada surat kabar Jerman Handelsblatt pada hari Minggu 12 Juni 2022, pihak berwenang bekerja dengan kecepatan penuh sehingga gandum dari Ukraina dapat diangkut dengan kereta api untuk mencegah kelaparan di seluruh dunia.

Untuk memfasilitasi jembatan gandum  Berlin sedang mempertimbangkan dana khusus untuk membeli gerbong serta memberikan jaminan kredit ekspor kepada operator, tulis surat kabar itu. 

Baca Juga: Goldman Sachs Dukung Pemasok Kapas Daur Ulang untuk Fesyen Senilai 1 Miliar Dolar AS

Bantuan tambahan dapat diberikan untuk mentransfer terminal di perbatasan Ukraina karena jaringan kereta api negara itu menggunakan ukuran yang lebih luas daripada negara-negara tetangga.

Pejabat Jerman percaya hingga 10 juta ton biji-bijian dapat diangkut keluar dari Ukraina dengan kereta api.

Asosiasi Perdagangan Pertanian Jerman bersama dengan Asosiasi Perdagangan Gandum di Bursa Efek Hamburg, mengatakan kepada wartawan bahwa mereka telah menjalin kontak dengan perusahaan pertanian dan perdagangan di negara tersebut. 

Baca Juga: Jokowi Kasih Bonus Ratusan Miliar pada Atlet Peraih Medali di SEA Games Vietnam

Perwakilan industri mengatakan bahwa mereka berusaha untuk mengatur transportasi, untuk menyelesaikan pembongkaran berbagai jenis truk, mobil atau peti kemas dan untuk menyusun persyaratan pembayaran.

Namun, bisnis mulai dari perusahaan pertanian di Ukraina hingga operator terminal pelabuhan menghadapi masalah, yang tidak dapat mereka selesaikan sendiri, asosiasi menekankan, meminta pemerintah Jerman untuk membantu.

Mereka mendesak pihak berwenang Jerman untuk memobilisasi lokomotif yang tidak terpakai dan bahkan gerbong tua. 

Baca Juga: Beginilah Reaksi Penggemar Wujud Baru Gohan di Dragon Ball Super

Selain itu, truk yang mengangkut tanaman Ukraina harus diprioritaskan di perbatasan untuk mengurangi waktu tunggu yang bisa memakan waktu hingga tiga hari, kata asosiasi tersebut dan mereka ingin truk Ukraina dengan standar emisi Euro 2 untuk sementara diizinkan masuk ke UE.

Asosiasi bisnis juga menyarankan untuk menunda beberapa pekerjaan konstruksi dan perbaikan yang direncanakan di sepanjang rute kereta api utama untuk memastikan kapasitas dimaksimalkan.

Ukraina adalah produsen dan pengekspor utama jagung dan gandum. Namun kemampuannya untuk mengekspor tanaman telah sangat terpukul sejak dimulainya serangan Rusia terhadap negara itu pada akhir Februari. 

Baca Juga: Penggelapan Ekskavator Senilai Rp2 Miliar, Polisi Ringkus Warga Lampung di Kalimantan

Presiden Volodymyr Zelensky telah berulang kali menunjukkan bahwa negaranya telah kehilangan akses ke sebagian besar pelabuhannya setelah pasukan Rusia menguasai beberapa wilayah di selatan Ukraina.

Beberapa negara di Afrika Utara dan Timur Tengah telah melaporkan kekurangan biji-bijian. AS dan UE menuduh Kremlin berpotensi menciptakan situasi kelaparan.

Moskow menolak tuduhan itu, dengan mengatakan pihaknya siap untuk menyediakan jalur yang aman bagi kapal-kapal bermuatan biji-bijian melalui Laut Hitam dan bahwa gangguan itu berasal dari militer Ukraina yang menanam ranjau di sepanjang pantai. 

Baca Juga: Pemakaman Eril Anak Ridwan Kamil, Ini Ungkapan Doa Atalia Praratya untuk Eril

Pada awal Juni, Presiden Vladimir Putin menjamin perjalanan aman kapal Ukraina yang membawa gandum.

Rusia menyerang negara tetangga pada akhir Februari, menyusul kegagalan Ukraina untuk mengimplementasikan ketentuan perjanjian Minsk, yang pertama kali ditandatangani pada 2014, dan pengakuan akhirnya Moskow atas republik Donbass di Donetsk dan Lugansk. 

Baca Juga: Aktor Laga Iko Uwais Dilaporkan ke Polisi Diduga Melakukan Kekerasan

Protokol yang diperantarai Jerman dan Prancis dirancang untuk memberikan status khusus kepada daerah-daerah yang memisahkan diri di dalam negara Ukraina.

Kremlin sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS. 

Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik dengan paksa.***

Editor: M Haidar

Sumber: RT


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x