Kemenag Dukung Siswa Madrasah Kuasai Dunia Digital

25 Januari 2021, 10:00 WIB
Tren digital meningkat /Instragram/


KARAWANGPOST
- Kementerian Agama sudah mulai menerapkan Computational Thinking (CT) pada pendidikan madrasah. Penerapan CT sebagai ikhtiar membekali siswa agar dapat menguasai dunia digital sehingga mampu merespon isu utama di masa mendatang.

Dirjen Pendidikan Islam Muhammad Ali Ramdhani mengatakan program telah diinjeksikan pada 50 madrasah saat memberikan pembinaan dalam Agenda Ngobrol Asyik yang mengangkat tema Pembelajaran di Masa Pandemi, Guru Kreatif dan Produktif di Kendari, Jumat 22 Januari 2021 lalu.

Computational thinking bukan ilmu matematika atau sosial, tapi ilmu yang berkaitan dengan cara membaca yang harus diajarkan sejak siswa berada di lingkungan Madrasah Ibtidaiyah.

Baca Juga: Langgar Prokes PPKM Jawa-Bali, Ribuan Massa di Karawang Berkumpul Gelar Pengajian

“Outputnya adalah kemampuan membaca ayat kauniyah pada prosedur- prosedur kemanusiaan dengan menghadirkan alat. Dan ini harus kita ajarkan sejak di Madrasah ibtidaiyah,” ujarya.

Lebih lanjut Ramdhani menjelaskan pendidikan adalah investasi jangka panjang tidak boleh ada uji coba dalam proses pendidikan dan kemampuan dalam beradaptasi harus tetap berkembang. Kita menghadapi banyak kompetisi dan konsep pendidikan haruslah matang.

Baca Juga: Pesantren Tharekat Idrisiyyah Jadi Pelopor Tambak Udang Vaname di Jawa Barat

Ada 50 madrasah yang telah diinjeksikan Computational Thinking. Mereka juga telah diikutkan dalam beragam kompetisi di tingkat internasional.

“Hebatnya, kita mendapat ranking lima dunia. Jadi orang Indonesia itu pintar-pintar, cerdas, smart,” tegasnya.

Sementara itu, Dirjen Pendidikan Islam mengapresiasi perkembangan MAN Insan Cendekia sebagai madrasah unggulan binaan Kementerian Agama dan berharap setiap madrasah juga memiliki kemampuan adaptasi yang kuat untuk menghadapi berbagai kompetisi.

Baca Juga: Menteri KKP: Indonesia Optimis Jadi Negara Ekspor Lobster Terbesar Dunia 

Salah satunya kuncinya adalah guru karean guru tidak boleh berhenti belajar dan mengikuti setiap perkembangan zaman dengan melakukan adaptasi.

Guru adalah mereka yang siap mendedikasikan hidupnya pada pembelajaran sepanjang hayat, berhenti belajar bagi seorang guru adalah hakikat kematian bagi seorang manusia.

"Dalam istilah akademik, yang ada adalah winner dan the better. Tidak ada istilah kalah, buat kita, yang perlu adalah terus belajar," kata Ramdhani.***

Editor: Zein Khafh

Tags

Terkini

Terpopuler