Banjir Melanda Kabupaten Luwu Utara Sulawesi Selatan, 33 Rumah Terendam

23 September 2021, 11:44 WIB
banjir /dok BNPB

KARAWANGPOST - Sebanyak 303 rumah warga masih terdampak banjir di Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan, hingga Rabu sore 22 September 2021.

Banjir itu sudah berlangsung sejak Senin lalu 20 September 2021, sekitar pukul 21.00 WITA.

Ketinggian muka air banjir berkisar antara 30 hingga 100 cm tak hanya merendam perumahan warga, tetapi juga fasilitas umum dan aset lain warga, seperti lahan dan tambak.

Baca Juga: Bunga Citra Lestari Beri Kejutan di Hari Ulang Tahun Noah

Pendataan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Luwu per 22 September 2021, pukul 17.00 WIB, menyebutkan 636 KK atau 2.095 jiwa terdampak. Belum ada laporan warga yang mengungsi akibat banjir tersebut.

Sementara itu, BPBD juga mendata sejumlah fasilitas umum yang terdampak, antara lain tempat ibadah 5 unit, fasilitas Pendidikan 4, kantor desa 3 dan fasilitas kesehatan 3. Sedangkan aset warga, seluas 583 hektar tambak dan 285 hektar pertanian terdampak.

Wilayah terdampak berada di empat desa yang tersebar di tiga kecamatan, yaitu Desa Mekar Sari Jaya dan Desa Marannu di Kecamatan Baebunta Selatan, Desa Pince Pute di Malangke serta Desa Subur di Sukamaju.

Baca Juga: Puluhan Suporter Fiorentina dan Inter Milan Bentrok

Peristiwa banjir di empat desa dipicu oleh curah hujan yang tinggi selama dua hari berturut-turut. Hal tersebut menyebabkan debit air beberapa sungai meluap, seperti Sungai Rongkong, Masamba dan Lampuawa.

 

BPBD setempat membutuhkan peninggian badan tanggul serta normalisasi saluran pembuangan air untuk penanganan banjir yang sudah berlangsung sejak Senin lalu 20 September 2021.

Prakiraan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan kecamatan yang terdampak banjir masih berpotensi hujan dengan intensitas ringan pada esok hari, Kamis 23 September 2021.

BNPB mengimbau warga untuk tetap waspada dan siap siaga terhadap kondisi banjir yang memburuk yang dipicu curah hujan.

Sementara itu, warga juga diimbau untuk menyikapi potensi bahaya hidrometerologi selama musim hujan maupun cuaca ekstrem pada saat peralihan musim atau pancaroba.***

Editor: Ali Hasan

Sumber: BNPB

Tags

Terkini

Terpopuler