Kronologi Meninggalnya Mahasiswi Cantik di Mojokerto

- 5 Desember 2021, 12:19 WIB
Ilustrasi police line
Ilustrasi police line /Antaranews.com/
 
KARAWANGPOST - Meninggalnya seorang mahasiswi cantik yang bernama Novia Widyasari Rahayu yang ditemukan tewas karena minum racun diduga dilatarbelakangi persoalan asmara.
 
Diberitakan sebelumnya, seorang mahasiswi sebuah perguruan tinggi negeri di Malang bernama Novia Widyasari Rahayu ditemukan tewas di samping makam ayahnya, pada Kamis, 2 Desember 2021. 
 
Diduga gadis berusia 23 tahun warga Desa Japan, Kecamatan Sooko, Mojokerto itu tewas bunuh diri dengan minum racun.
 
 
Namun, teman-teman dekatnya memberitahukan, bahwa korban melakukan aksi minum racun tersebut bukan depresi karena Ayah korban telah meninggal, tetapi karena hubungan asmaranya.
 
Korban mengalami depresi karena sang kekasih tidak mau bertanggung jawab atas kehamilannya yang sudah berusia 4 bulan.
 
Menurut beberapa sumber, Korban sudah lama menjalin hubungan asmara dengan pacarnya yang bernama RB yang diduga seorang anggota polisi dari Polres Pasuruan berpangkat Bripda.
 
 
Sampai akhirnya korban hamil 4 bulan. Korban lalu minta pertanggungjawaban kepada pacarnya. Akan tetapi sang pacar tidak mau bertanggung jawab. 
 
Korban yang tercatat sebagai mahasiswi Fakultas Sastra Inggris semester 10 ini akhirnya melaporkan ke orang tua RB. 
 
Setelah itu korban diajak makan bersama dengan RB dan kedua orang tuanya. Saat itu, orang tua RB mengatakan akan bertanggung jawab dan akan berbicara dengan orang tua korban setelah pulang makan.
 
 
Selesai makan, orang tua RB lalu mengajak Novia bertemu dengan orang tuanya membicarakan masalah hubungannya dengan RB. 
 
Sesampainya di rumah korban, ternyata orang tua RB berkata lain kepada orang tua korban.
 
Ibu kandung RB mengatakan tidak menyetujui apabila RB dan Novia segera menikah. 
 
Alasannya, RB masih punya kakak yang belum menikah. Di samping itu RB pun masih baru awal jadi polisi.
 
 
Orang tua korban pada saat itu belum mengetahui maksud dan tujuan kedatangan orang tua RB. 
 
Bahkan orang tua korban juga tidak mengerti maksud yang disampaikan orang tua RB, sehingga pihak orang tua korban pun tidak bisa berkata apa-apa.
 
Setelah itu, korban mengaku tidak bisa lagi menghubungi pacarnya. WA nya juga tidak aktif lagi.
 
Seminggu kemudian korban datang lagi ke rumah orang tua RB. Dan dua hari kemudian RB tiba-tiba menghubungi korban melalui pesan WA. 
 
 
RB mengajak korban untuk jalan-jalan. Pada pagi harinya korban dijemput menggunakan mobil oleh RB. 
 
Di dalam mobil tersebut RB memberikan 4 buah pil. Dan RB memaksa korban untuk minum pil tersebut tanpa makan dan minum seharian.
 
Pada sore harinya korban mengeluh lapar dan berhentilah di tempat makan. Di saat itu korban merasakan perutnya sangat sakit.
 
Waktu dibawa ke toilet warung makan itu ternyata ada lendir darah yang keluar dari kemaluannya. Korban tahu bahwa itu janinnya tapi dia takut untuk melihatnya.
 
 
Setelah dua hari kemudian korban drop sampai akhirnya harus di rawat di salah satu rumah sakit, kondisi korban pada saat itu sangat kritis. 
 
Sepulang dari rumah sakit, korban menjadi bingung dan merasa semakin depresi. Akhirnya korban menceritakan semua ke orang tua, dan keluarganya.
 
Akan tetapi, paman korban justru malah memaki-maki dan setiap hari mengancam ingin membunuh korban karena dianggap telah mempermalukan keluarga. 
 
Sampai akhirnya korban nekat membeli sianida di toko online dengan harga Rp160 ribu.
 
Sebelum korban menggugurkan janinnya sempat melaporkan kasus RB ke Propam Polres Pasuruan. Namun, pihak polres tidak menanggapinya.***
 

Editor: Ali Hasan

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x